1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Tanggapi Datar Komentar Keras Putin tentang Rudal AS

30 Juli 2024

Pemerintah Jerman mengatakan pihaknya telah "mencatat" komentar Vladimir Putin, yang mengancam akan mengambil tindakan balasan jika AS menempatkan rudal jarak jauh di Jerman.

https://p.dw.com/p/4itRQ
Foto ilustrasi rudal AS jenis Tomahawk
Foto ilustrasi rudal AS jenis TomahawkFoto: Everett Collection/picture alliance

Pemerintah Jerman hari Senin (29/7) menanggapi komentar Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir pekan, yang mengancam akan mengubah postur militer Rusia jika AS memasang lebih banyak rudal jelajah berkemampuan nuklir jarak menengah di wilayah Jerman pada tahun-tahun mendatang sesuai rencana.

"Kami tidak akan membiarkan diri kami terintimidasi oleh komentar-komentar seperti itu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Sebastian Fischer pada konferensi pers di Berlin.

Wakil juru bicara pemerintah, Christiane Hoffmann, juga mengatakan "kami telah mencatat” komentar-komentar Putin, namun menegaskan bahwa perubahan yang diusulkan akan berfungsi "semata-mata” sebagai pencegah, dan hal ini diperlukan oleh tindakan Rusia baru-baru ini.

"Yaitu, karena Rusia telah mengubah keseimbangan strategis di Eropa dan mengancam Eropa dan Jerman dengan rudal jelajah – dan kita harus membangun pencegahan,” kata Hoffmann menandaskan.

Germany agrees to host long-range missiles: DW's Michaela Küfner

Apa komentar keras Putin?

Vladimir Putin pada parade angkatan laut di St. Petersburg hari Minggu (28/7) mengatakan,  jika AS melanjutkan rencana untuk menempatkan senjata tambahan di Eropa yang teoritis dapat menargetkan Rusia, maka Moskow akan mempertimbangkan "langkah-langkah serupa.”

Dia mengingatkan pada perlombaan senjata di awal tahun 1980-an, ketika salah satu keluhan utama Uni Soviet adalah penempatan rudal Pershing di Jerman Barat. Putin menuduh AS mengambil risiko terulangnya Perang Dingin.

"Jika AS menerapkan rencana tersebut, kami akan menganggap diri kami bebas dari moratorium sepihak yang diberlakukan sebelumnya, mengenai penempatan senjata serang jarak menengah dan pendek, termasuk peningkatan kemampuan pasukan pesisir angkatan laut kami,” kata Putin, mengacu pada Perjanjian Kekuatan Nuklir Menengah tahun 1987 – yang kemudian dibatalkan oleh Amerika Serikat dan Rusia pada tahun 2019. Kedua belah pihak saling menyalahkan pihak lainnya melanggar ketentuan perjanjian.

Perselisihan ini sudah terjadi sebelum invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina tahun 2022 dan retorika kedua belah pihak semakin meruncing sejak saat itu.

Aksi protes tahun 1983 menentang penempatan rudal Pershing di Jerman
Aksi protes tahun 1983 menentang penempatan rudal Pershing di JermanFoto: Heinz Wieseler/picture alliance

Rudal nuklir AS di Jerman warisan era Perang Dingin

Menurut pernyataan bersama dari Washington dan Berlin, pada tahun 2026 AS akan mulai menempatkan persenjataan tambahan di Jerman, termasuk rudal SM-6, rudal jelajah Tomahawk yang berkemampuan nuklir, dan beberapa "perkembangan senjata hipersonik”.

AS dan Jerman berpendapat bahwa langkah tersebut perlu sebagai respons terhadap perkembangan situasi, karena Rusia menempatkan rudal serupa di wilayah Kaliningrad yang berbatasan dengan Polandia dan Lituania.

"Apa yang kami rencanakan sekarang adalah respons untuk mencegah penggunaan senjata-senjata ini terhadap Jerman atau sasaran lainnya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Sebastian Fischer.

Di Jerman ada beberapa pangkalan militer AS, yang merupakan warisan pasca Perang Dunia II dan era Perang Dingin. Saat ini berbagai rudal AS sudah eksis di Jerman, namun dengan jangkauan lebih pendek.

Meskipun tidak pernah diakui secara resmi oleh kedua pemerintah – sudah menjadi rahasia umum bahwa AS masih menempatkan senjata nuklir di salah satu pangkalannya di Jerman. Namun jumlah rudal nuklir AS di Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya sudah berkurang drastis dibandingkan dengan masa-masa puncak Perang Dingin.

hp/as (dpa, afp, rtr)