Kamera Baru Mampu Deteksi Tumor Terkecil
13 November 2013Para periset Jerman telah mengembangkan sebuah kamera yang membuat sel kanker berpendar dalam warna cerah. Menurut mereka ini akan membantu para ahli bedah untuk membedakan antara kanker dengan jaringan sehat saat mengangkat tumor dalam sebuah operasi. Bahkan dapat mempermudah dokter bedah dalam mengangkat tumor sepenuhnya - tidak lagi meninggalkan sel-sel kecil yang susah terlihat.
"Kamera membuat sisa tumor atau metastasis dalam ukuran milimeter yang kerap terlewatkan oleh seorang ahli bedah, dapat terlihat secara detail," jelas Nikolaos Deliolanis dari Institut Fraunhofer untuk Teknik Produksi dan Otomatisasi (IPA) di Mannheim.
Deliolanis memimpin kelompok riset yang mengembangkan kamera.
Melihat lebih dari mata telanjang
Ini cara kerjanya.
Sebelum operasi, dokter menyuntikkan pewarna ke dalam darah pasien. Pewarna yang dimaksud adalah molekul berpendar yang mengandung antibodi yang didesain untuk menempel pada sel tumor. Pewarna ini tengah diuji dalam studi klinis.
Molekul memancarkan warna biru, hijau, merah dan juga warna lainnya - tergantung pewarna.
Untuk melihat warna, dan apakah mereka telah menempel pada sel tumor, dokter bedah menyinari jaringan saat operasi dengan cahaya yang diatur pada panjang gelombang tertentu.
Kamera menempatkan gambar berwarna normal di atas gambar yang menunjukkan area manapun yang bersinar berkat pewarna berpendar.
"Dokter bedah menerima informasi yang jauh lebih akurat," kata Deliolanis. "Dan para pasien yang dioperasi di bawah cahaya berpendar memiliki kemungkinan besar untuk bertahan hidup."
Kamera dapat mendeteksi hingga empat pewarna pada saat yang bersamaan.
Menyuntikkan tidak hanya satu tapi beberapa pewarna ke dalam darah pasien dan melihat bagaimana tumor bereaksi juga dapat membantu mencari tahu lebih banyak mengenai struktur biokimia sebuah tumor, ungkap peneliti Nikolas Dimitriadis, salah seorang pengembang.
Mendeteksi sebuah tumor otak
"Melihat di mana tumor berakhir dan jaringan sehat dimulai amatlah penting kala berhadapan dengan tumor otak ganas," tutur Dimitriadis.
Saat mengoperasi tumor otak, seorang ahli bedah akan berusaha untuk mengangkat sedikit mungkin jaringan sehat, tambah Dimitriadis.
Namun apabila sebagian dari tumor otak tidak terlihat - walau sebagian kecil - bisa menjadi lebih agresif dan mematikan dari biang tumornya.
Untuk membantu pengoperasian tumor otak, kamera dapat mendeteksi pewarna merah yang selama ini telah digunakan dalam operasi tumor.
Dokter menyuntikkan zat asam 5-amino levulinic (5-ALA) ke dalam pasien.
Senyawa mendorong pasien menghasilkan pewarna merah di dalam sel tubuh. Karena tumor memiliki metabolisme tinggi, mereka mengakumulasi pewarna dalam jumlah lebih besar ketimbang sel lain dan menjadi terlihat.
Prototipe siap dipresentasikan
Kamera sudah tersedia untuk diuji coba dalam pembedahan. Tim pengembang akan mempresentasikan sebuah prototipe pada Medica Trade Fair di Düsseldorf tanggal 20-23 November.
Diharapkan kamera dapat segera terintegrasi ke dalam mikroskop bedah atau endoskop.
"Kami berencana menggelar uji klinis pertama tahun 2014," papar Dimitriadis. Uji klinis akan dimulai dengan fokus pada bedah tumor otak.