Kasus AS-Iran : Banyak Pertanyaan Terbuka
14 Oktober 2011Iran secara tegas membantah keterlibatan dalam rencana pembunuhan duta besar Arab Saudi seperti yang dituduhkan pemerintah Amerika Serikat. Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei menuduh Washington berusaha menyebarkan 'Iranophobia'. Dalam pidatonya di sebuah pangkalan militer, Khamenei mengatakan usaha tersebut akan gagal. Pertanyaan juga muncul dari kalangan pengamat, mengapa Iran harus menyetujui aksi eksplosif semacam itu. Dan mungkinkah ini hanya operasi pengkhianatan seorang tentara kesatuan Al Quds.
Presiden Barack Obama yang untuk pertama kalinya menanggapi tuduhan tersebut bersikeras fakta yang mendukungnya ada dan bisa dibuktikan. Menteri luar negeri Amerika Serikat Hillary Clinton juga kembali menegaskannya dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi NBC: "Menurut kami, rencana ini diotaki dan dipimpin Teheran. Kami tahu, bahwa runutan informasi membawa kami ke tingkatan tertentu kesatuan Al Quds yang merupakan bagian dari Garda Revolusi. Mereka adalah sayap militer pemerintahan Iran."
Tetapi dalam wawancara ini juga tampak, bahwa Clinton belum memiliki cerita lengkap akan rencana pembunuhan tersebut. "Sulit untuk mengatakan, siapa yang sebenarnya mengambil keputusan. Apakah ada latar belakang politik, atau hanya ide gila yang tidak terkendali lagi?"
Menurut media Amerika, pemerintah setempat sebelumnya juga ragu akan kebenaran rencana tersebut saat mereka mendengar mengenainya empat bulan yang lalu. Tetapi kemudian semakin banyak bukti yang muncul. Misalnya, transfer uang senilai hampir 100 ribu Dollar dari seorang anggota Al Quds di teheran bagi seorang penjual mobil bekas di Texas yang memiliki paspor Iran. Ini tertera dalam tuntutan tertulis kementrian kehakiman Amerika Serikat. Dalam dokumen itu juga tertulis, bahwa pria yang bermukim di Texas tersebut setelah ditangkap bulan lalu, menghubungi mitranya di Teheran.
Dua pertanyaan yang saat ini paling banyak diperbincangkan adalah : siapa sosok sesungguhnya di pemerintahan Iran yang berada di balik rencana tersebut? Dan apa yang ingin dicapai dengan rencana pembunuhan duta besar Arab Saudi bagi Amerika Serikat tersebut? Karim Sadjadpour, pakar masalah Iran dan yayasan Carnegie punya sebuah teori : "Satu perkiraan yang diberikan seorang pejabat Arab Saudi kepada saya adalah, dengan menjadikan duta besar Arab Saudi di Amerika Serikat sebagai sasaran, Iran mencoba meraih dua target dengan satu serangan. Yakni, menantang Amerika Serikat dan Arab Saudi secara sekaligus."
Ini salah satu usaha penjelasan. Tetapi masih banyak pertanyaan lain yang belum terjawab.
Anna Engelke / Vidi Legowo-Zipperer
Editor : Edith Koesoemawiria