Keamanan Komputer 'Made In Germany'
3 Desember 2013Serangan cyber dari Malware atau spionase cyber dari perusahaan pesaing bisa diatasi dengan mudah. Namun, serangan dari dinas rahasia akan sulit tertangani . "Mereka punya sumber daya yang sangat berbeda", ujar Jörn Müller-Quade, ahli keamanan komputer di Karlsruher Institut für Technologie. "Mereka punya akses ke sistem operasi perusahaan pembuat software yang bersangkutan."
Prakteknya mungkin seperti ini: Instalasi software spionase disamarkan sebagai update sistem operasi biasa. Saat instalasi, ada program yang meneruskan data-data sensitif. "Hampir tidak ada yang bisa mencegah hal tersebut", ujar Müller-Quade. Bukan lagi rahasia, bahwa perusahaan software terbesar di dunia Microsoft bekerja sama dengan dinas rahasia AS, National Security Agency (NSA).
Tahun 2007 Microsoft secara terbuka mengatakan, software keamanan Windows Vista dikembangkan bersama NSA. Baru setelah terbongkarnya kasus penyadapan oleh Edward Snowden, banyak pengguna yang sadar akan masalah keamanan penggunaan komputer.
Hampir tidak ada "solusi Jerman"
Untuk melindungi diri dari spionase cyber, khususnya perusahaan AS yang menawarkan software khusus. Namun, sejak kasus Microsoft-NSA, kepercayaan terhadap produsen software Amerika berkurang. Menurut Müller-Quade: "Saya perkirakan pasar akan berubah." Seperti misalnya dengan teknologi dari Jerman.
Namun, sedikit sekali perusahaan di Jerman yang berspesialisasi di bidang pengembangan software keamanan. Satu diantaranya adalah perusahaan Genua dari München. Mereka juga yang memprogram Firewall yang melindungi pemerintah Jerman dari serangan cyber.
"Kami tidak kebanjiran pesanan", kata Magnus Harlander dari Genua. "Investasi di bidang ini butuh waktu." Tapi minat akan perusahaannya bertambah. Layanan IT 'Systemhaus for you' dari Hamburg misalnya, mendapat lebih banyak pelanggan, sejak penyadapan dinas rahasia AS dan Inggris terungkap.
"Jerman harus menangkan persaingan teknologi"
Jörn Müller-Quade berpendapat, tema keamanan IT tidak dianggap penting oleh politik Jerman. Padahal, "informasi sama pentingnya dengan sumber lain. Seperti dalam impor minyak misalnya, kita kan juga tidak ingin hanya bergantung dari satu sumber saja."
Tema tersebut menjadi pembicaraan dalam perundingan koalisi besar antara CDU/CSU dan SPD untuk membentuk pemerintahan. Mereka sepakat, bahwa perusahaan yang menjadi korban serangan cyber wajib melaporkannya. Namun, asosiasi ekonomi Jerman menolaknya.
Jörn Müller-Quade melihat masalah terbesar terletak pada ketergantungan konsumen akan produk dari perusahaan software Amerika Serikat. "Informasi bisa menentukan dan mempengaruhi dunia ekonomi. Banyak yang tidak menyadarinya. Kini waktunya memikirkan, cara memenangkan kembali keunggulan di bidang teknologi IT untuk jangka menengah dan panjang."