Kebebasan Bekerja di Uni Eropa
29 Mei 2013Tinggal di Jerman, bekerja di Belgia, kuliah di Italia, kebebasan adalah bagian utama Uni Eropa. "Kebebasan bergerak tenaga kerja adalah elemen kunci pasar di dalam Uni Eropa," ditegaskan Komisaris urusan Tenaga Kerja, Sosial dan Integrasi Eropa László Andor. "Karena kuota pengangguran di sejumlah anggota Uni Eropa saat ini lebih tinggi daripada yang lainnya, semakin penting mempermudah niat orang-orang yang ingin bekerja di negara lain Uni Eropa."
Kebebasan adalah hak dasar di Uni Eropa. Ini memungkinkan warga Uni Eropa mencari kerja di negara anggota lain dan bekerja di negara tamu tanpa perlu ijin kerja. Untuk ini tenaga kerja boleh tinggal di negara tempatnya bekerja, juga setelah kontrak kerja di negara tamu habis, selama ia tidak meminta tunjangan sosial di sana. Setiap warga Uni Eropa terkait akses pekerjaan, persyaratan kerja dan semua jaminan sosial serta keringanan pajak harus diperlakukan sama seperti warganegara di negara pemberi kerja.
Pakar OECD Thomas Liebig mengamati migrasi internasional dan dampaknya bagi pasar tenaga kerja. "Kebebasan dapat membantu, dimana mobilitas di dalam Uni Eropa menstabilkan sebagian ketidakseimbangan pasar tenaga kerja." Dari kawasan dengan tingkat pengangguran tinggi, orang-orang dapat pindah tanpa kendala hukum besar ke kawasan yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Demikian teorinya. Tapi pada prakteknya berbeda. "Kurang dari lima persen penduduk Uni Eropa yang bekerja di negara anggota lainnya," demikian kritik Nadja Hirsch, wakil ketua komisi urusan pekerja dan sosial di Parlemen Eropa.
Anti Orang Asing di Pasar Tenaga Kerja
Pengecualian untuk kebebasan tenaga kerja saat ini masih berlaku bagi Bulgaria dan Rumania. Jika warga Bulgaria atau Rumania dikirim perusahaannya ke Jerman atau Austria, mereka masih memerlukan ijin kerja. Tapi pembatasan terakhir akan dicabut mulai 1 Januari 2014.
Sikap memusuhi orang asing terutama ditunjukkan pada pasar tenaga kerja, kritik Hirsch. Puluhan tahun setelah dibentuknya pasar dalam negeri dan tenaga kerja bersama, kesan itu masih ada. "Jika seseorang memandang Uni Eropa sebagai kawasan ekonomi, yang memiliki pasar tenaga kerja bersama, orang tidak bisa mengatakan, bahwa Jerman atau Denmark menarik warga muda berkualifikasi Spanyol atau Yunani. Jika tidak, orang tidak akan pernah mencapai pasar tenaga kerja atau pasar dalam negeri bersama ataupun kawasan ekonomi bersama Eropa."
Dalam perpindahan warga ini pakar migrasi OECD Liebig juga melihat keuntungan ekonomis. "Di negara-negara yang dilanda krisis, migrasi menciptakan hawa segar dalam pasar tenaga kerja, jika orang-orang bermigrasi ke negara lain. Mereka adalah orang-orang yang sudah sudah menjadi penganggur dan menjadi beban dari segi keuangan bagi sistem pengangguran. Dan jika mereka mendapat kerja di Belanda atau Jerman dan mengumpulkan pengalaman di sana, maka di kemudian hari jika kembali mereka dapat meningkatkan nilai jual mereka di pasar tenaga kerja."