Kembali Tuduhan Pembantaian di Suriah
7 Juni 2012Pihak oposisi di Suriah mengatakan, militer dan milisi pendukung Presiden Bashar al Assad membunuh warga di dua desa di Hama Rabu (6/6). Jumlah korban yang dilaporkan berbeda-beda. Mulai dari 23 orang hingga lebih dari 100. Namun, belum bisa dikonfirmasi secara independen.
Kelompok aktivis mengatakan, pemerintah menyerang desa al Qubair dan Maarzaf sebelum milisi pro pemerintah turut bergabung. Peristiwa ini mirip dengan serangan ke Houla 25 Mei lalu yang diduga menewaskan 108 orang.
Sementara itu, televisi pemerintah melaporkan bahwa serangan dilancarkan oleh "teroris bersenjata" dan militer merespon permohonan bantuan warga setempat.
Kelompok pengamat HAM Suriah di Inggris mengatakan 23 orang tewas dalam insiden tersebut. "Kami menuntut pengamat internasional untuk segera turun ke lapangan. Mereka tidak bisa menunggu hingga esok untuk menginvestigasi kasus pembantaian baru ini."
Sementara, dewan nasional Suriah mengatakan setidaknya 80 orang tewas dan 30 lainnya masih belum ditemukan. Mereka juga diduga telah terbunuh.
Perundingan di Turki
Laporan baru ini bersamaan dengan dialog "Friends of Syria" di Istanbul yang akan digelar Kamis (7/6). 15 negara, termasuk Liga Arab dan Eropa bersama AS hadir.
Menteri luar negeri Perancis Laurent Fabius mengatakan menolak usulan Rusia untuk melibatkan Iran dalam negosiasi dengan Suriah. "Karena kontradiktif dengan tujuan menambah tekanan bagi Suriah. Ini juga akan berdampak pada perundingan program nuklir Iran. Dan ini tidak kami inginkan."
Sebelumnya, menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pengaruh Iran terhadap kelompok oposisi di Suriah menjadikan negara itu sebagai negara yang sesuai untuk dilibatkan dalam pembicaraan selanjutnya. Rusia bersama Cina menentang intervensi internasional di Suriah yang mengatakan aksi semacam itu bisa merusak kestabilan wilayah itu.
Rusia dan Cina, keduanya anggota permanen Dewan Keamanan PBB, Rabu (6/6) mengatakan bahwa komunitas internasional harus menambah usaha untuk menyelamatkan rencana perdamaian yang diajukan utusan khusus Kofi Annan.
Menteri luar negeri Jerman Guido Westerwelle juga mengatakan di Istanbul Rabu (6/6), bahwa dunia internasional jangan menyerah akan keberhasilan rencana perdamaian Annan. Namun, ia mengakui keraguan mulai bertambah.
vlz (AFP, AP, dpa, Reuters)