Kini... Kontool Tahu Mengapa Startup Mesti 'Berpikir Besar'
4 September 2019Produsen perangkat lunak untuk bidang akuntansi dan konsultasi pajak asal Jerman, Kontool, tidak menyangka nama perusahaannya akan jadi begitu viral di antara netizen Indonesia, namun mereka mengaku senang.
Beberapa hari belakangan ini, netizen Indonesia dihebohkan dengan sebuah perusahaan yang namanya sekilas mirip dengan sebutan untuk alat vital laki-laki. DW Indonesia berusaha menghubungi perusahaan ini. Namun, mengingat ketatnya tengat waktu, DW pun melakukan wawancara lewat surat elektronik.
Pihak Kontool lantas membalas email DW dengan taburan emoji positif di sana-sini.
"Ya, kami sangat senang berada di gelombang viral," ujar salah satu pendiri Kontool, Mirko Behnken, kepada Deutsche Welle Indonesia, Selasa (03/09).
Kontool adalah perangkat lunak yang bisa dipakai oleh pekerja di bagian akutansi dan juga para konsultan pajak. Sistem ini diproduksi oleh Kantiko GmbH yang didirikan tahun 2012. Hingga kini, Kantiko GmbH mempekerjakan sepuluh orang karyawan yang berkedudukan di kota Hamburg dan Berlin, Jerman.
Ketiga pendiri perusahaan, yaitu Stefan Jürgens, Benjamin Panke dan Mirko Behnken sendiri adalah kolega yang bekerja bersama sebelum akhirnya memutuskan untuk mendirikan perusahaan Kantiko.
"Ini adalah aplikasi website untuk manajemen sistem informasi bagi perusahaan berskala kecil (5-50 karyawan). Ini membantu para pengusaha untuk bisa berfokus pada data finansial mereka tanpa harus memiliki pengetahuan di bidang teknologi informasi atau akuntansi."
"Karena itu, kami mencari sebuah nama yang berkaitan dengan perangkat lunak dan akuntansi," ujar Behnken ketika ditanya perihal asal-usul pemberian nama perusahaannya.
Setelah meriset dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman, akhirnya para pendiri perusahaan sepakat memakai nama Kontool yang merupakan gabungan dari dua kata berbahasa Jerman dan Inggris. Kata pertama yaitu Konto dalam bahasa Jerman berarti rekening dan tool dalam bahasa Inggris, yang artinya alat.
"Kami tidak pernah menyangka bahwa suatu saat kami akan berkomunikasi dengan pasar dari Indonesia," tulisnya.
Spontan tawarkan kaus humor
Sejumlah netizen yang berbahasa Indonesia pun sontak menghujani laman sosial media milik Kontool, utamanya di Twitter dan Facebook.
Seorang warga internet dengan nama Rachman misalnya berharap perusahaan ini menjadi besar.
Warga lain pun berharap perusahaan ini semakin sukses.
Pihak Kontool tampaknya menyambut perhatian ini secara positif. Perusahaan ini bahkan mempublikasi lembaran fakta dalam bahasa Inggris namun dengan kalimat pengantar di sosial media yang cukup membuat geleng-geleng kepala.
Hingga berita ini ditulis, posting ini pun mendapat sekitar 2.300 reaksi, 1.300-an komentar dan dibagikan lebih dari 1.600 kali.
Dalam posting sehari sebelumnya Kontool berterima kasih atas banyaknya pesan dan komentar di laman sosial media mereka. Kontool mengatakan mereka telah secara spontan memutuskan untuk menjual kaus dengan tulisan bernada humor "I love kontool" yang bisa dibeli oleh netizen.
"Kebanyakan komentar bernada positif dan orang Indonesia sangat ramah. Ini adalah perasaan emosional yang luar biasa. Bahkan, ketika kami sama sekali tidak punya waktu luang saat ini," kata Behnken.
'Berpikir besar'
Ketika ditanya apakah pihak Kontool memiliki rencana untuk mengembangkan bisnis mereka di Indonesia dan jika demikian apakah mereka akan mengganti nama, Behnken mengatakan untuk saat ini produk perusahaannya hanya bersinergi dengan sejumlah perangkat lunak akuntansi di Jerman.
Namun pihaknya mengatakan akan menganalisis apakah akan ada kemungkinan untuk memasuki pasar Indonesia.
"Jika produk kami bisa menemukan pasarnya, mengapa tidak. Apakah kami akan menggunakan nama yang sama: sulit untuk diputuskan. Merek Kontool sekarang sudah di sana."
Behnken pun mengaku sekarang dia mengerti mengapa banyak rekomendasi bagi para perusahaan startup untuk berpikir besar.
"Berpikir besar. Dalam banyak panduan untuk startup mereka merekomendasikan Anda untuk berpikir bagi bisnis besar. Saya tidak pernah mengerti kalimat ini sebelumnya. Sekarang saya mengerti," kata Behnken dengan menambahkan emoji tersenyum.