Komentar Sahabat DW atas Nasib Papua
15 Oktober 2014Anda sudah membaca editorial kami tentang arti pentingnya perhatian pemerintahan baru pada Bumi Cendrawasih? Buat yang terlewat, silakan dibaca lagi tajuknya: Presiden Jokowi, Mari Bela Papua!
Berikut komentar atau tanggapan Sahabat DW atas tajuk tersebut:
Masyarakat Kabupaten Bandung: Kemiskinan akan selalu ada, tetapi harus dikurangi jumlahnya dengan pembatasan kepemilikan aset pribadi melalui undang-undang.
Cahyana Endra Purnam: Putra-putri di wilayah Papua harus segera menyadari untuk merebut kembali hak "prerogratif". Untuk pengelolaan kekayaan daerah memang perlu mempersiapkan diri dengan baik, tidak perlu terkait dengan penguasaan aspek-aspek politik.
Bumi Oi VespaClassik: Negeri yang paling kaya tetapi penduduknya miskin #Papua.
Dani Apriyadi Samsuri: (Perlu) 10000 guru PNS untuk kawasan tertinggal.
Anto D'Marianto: Malangnya nasibmu Papua.
Makinun Amin: Harusnya pembangunan di fokuskan di Papua, jangan (di) Indonesia bagian barat terus…Sudah cukup indonesia bagian barat, timur indonesia masih kekurangan.
Anto RomeOnx Bento Bento: Kota Jakarta termiskin. Buktinya banyak orang yang tinggal di bantaran kali dan itupun bukan di rumahnya sendiri.
Sugiharto Lim: Pejabat di Jakartanya rakus semua. Tidak dikasi sedikit juga buat saudara-saudara yang di Papua...
Elton Jemy: Tuhan itu Maha adil… Suatu saat Papua akan bebas dari penderitaan ini.
Dazea Nailun Suparja: Papua menderita karena dirinya sendiri...uang triliyunan kemana, dana otsus tak jelas.
Sariffudin: Fenomena sebenarnya, jika ada waktu dan kesempatan, alangkah baiknya kita bersiloturahmi, berkunjung melihat saudara-saudari kita di sana.
Ghilank Zainal Septembvirg: Semoga kelak pada pemerintahan Jokowi ada perubahan. Papua adalah bagian dari negeri ini. 5 tahun Jokowi memerintah cukup buat perubahan pada seluruh negeri tertinggal, terutama pada Papua-ku.
Yoel Manurung: Simpati dengan Papua dimana hasil daerahnya diperas, dibawa ke Jakarta & luar negeri.