Krisis Tesla, Jutaan Unit Ditarik dan Mogok Kerja di Swedia
14 Desember 2023Perusahaan manufaktur kendaraan listrik milik Elon Musk, Tesla, pada hari Rabu (13/12) waktu setempat terpaksa menarik kembali lebih dari dua juta mobil, hampir seluruh armadanya di Amerika Serikat (AS), setelah Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional NHTSA menemukan bahwa perangkat lunak yang mengatur mode autopilot kendaraan tersebut rusak.
Tesla juga mengatakan akan menarik kembali 193.000 kendaraan di Kanada karena masalah serupa. Rencananya, Tesla akan menginstal pembaruan perangkat lunak pada kendaraannya untuk memastikan pengemudi benar-benar memperhatikan jalan ketika kendaraan mereka dalam mode autopilot.
NHTSA pada hari Rabu (13/12) mengatakan bahwa pembaruan ini akan meningkatkan frekuensi peringatan pengemudi serta membatasi area di mana fitur autopilot dapat digunakan.
Langkah ini diambil setelah NHTSA melakukan investigasi selama dua tahun terhadap serangkaian kecelakaan, beberapa di antaranya mematikan di mana kendaraan Tesla kemungkinan besar berada dalam mode autopilot saat mengalami kecelakaan.
NHTSA mengatakan bahwa perlindungan Tesla masih kurang dan dapat menyebabkan, "penyalahgunaan sistem yang dapat diperkirakan."
Meskipun para ahli keselamatan menyambut baik keputusan untuk, "lebih mendorong pengemudi mematuhi tanggung jawab mengemudi yang berkelanjutan," mereka mengatakan pembaruan perangkat lunak tidak mengatasi masalah inti dari sistem Tesla dalam mengidentifikasi dan menghindari rintangan.
Penarikan kembali ini memengaruhi semua Tesla Model Y, S, 3 dan X yang diproduksi antara 5 Oktober 2012 dan 7 Desember 2023.
NHTSA mengatakan penyelidikannya terhadap Tesla yang menabrak kendaraan darurat saat menggunakan autopilot sedang berlangsung pada hari Rabu (13/12), "karena kami memantau keefektifan solusi Tesla dan terus bekerja sama dengan produsen mobil untuk memastikan tingkat keamanan tertinggi."
NHTSA telah menyelidiki 35 kecelakaan Tesla sejak 2016, termasuk serangkaian kecelakaan di mana Tesla yang diduga dalam mode autopilot menabrak kendaraan darurat. Secara keseluruhan, setidaknya 17 orang tewas dalam insiden tersebut.
Masalah serikat pekerja di Skandinavia
Namun, masalah Tesla tidak berhenti sampai di situ. Di Swedia, produsen mobil ini menghadapi ancaman mogok kerja. Serikat Pekerja Transportasi Swedia pada hari Rabu (13/12) bergabung dengan kelompok-kelompok buruh lainnya dalam mengumumkan potensi penghentian kerja di pabrik-pabrik Tesla di seluruh negeri. Anggota Serikat Pekerja Transportasi mengatakan bahwa mereka tidak akan lagi "mengumpulkan sampah" untuk perusahaan sampai mereka menerima hak-hak pekerja untuk melakukan perundingan bersama.
Saat ini, perundingan para mekanik Swedia dengan Tesla dan pemiliknya, Elon Musk, mengenai hak-hak perundingan bersama mengenai gaji dan kondisi kerja di perusahaan, masih belum dapat diselesaikan.
Sejauh ini, petugas kebersihan, pekerja dermaga, pengemudi, teknisi listrik, dan pekerja pos telah bergabung dengan perjuangan para mekanik.
Aksi mogok kerja akan dimulai pada 24 Desember mendatang, jika Tesla gagal mencapai kesepakatan dengan para mekanik.
"Tesla tidak bisa mengabaikan norma di pasar tenaga kerja Swedia," kata Presiden Serikat Pekerja Transportasi Tommy Wreeth.
Musk dan Tesla juga mengalami kemunduran hukum dalam perselisihan yang sedang mereka hadapi dengan pekerja pos Swedia yang bertindak dalam solidaritas dengan para mekanik.
Tesla telah mulai mengambil pelat nomor langsung dari pabrikan untuk menghindari penolakan pekerja pos untuk mengirimkannya.
Namun, pengadilan banding memutuskan bahwa Tesla tidak memiliki hak untuk melakukan hal tersebut dan mengembalikan kasus ini ke pengadilan yang lebih rendah untuk ditinjau lebih lanjut.
bh/ha (AFP, AP, Reuters)