Ledakan Dekat Makam Jenderal Iran Tewaskan Hampir 100 Orang
4 Januari 2024Ledakan di dekat makam Jenderal Qassem Soleimani, komandan tertinggi Iran yang tewas pada tahun 2020, menewaskan setidaknya 20 orang pada hari Rabu (03/01). Insiden ini terjadi saat peringatan dua tahun meninggalnya komandan Korps Garda Revolusi Iran itu.
Berdasarkan data resmi, sedikitnya 95 orang tewas, yang sebelumnya dilaporkan ada 103 korban tewas. Menteri Kesehatan Bahram Eynollahi menyebut kekeliruan terjadi karena ada nama yang dihitung dua kali.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang diyakini merupakan serangan militan paling mematikan di Iran sejak revolusi tahun 1979. Hari Kamis (04/01) telah dinyatakan sebagai hari berkabung di negara itu.
Fakta sejauh ini terkait ledakan
Ledakan terjadi sebanyak dua kali pada hari Rabu (03/01). Pertama, sekitar pukul 15.00 waktu setempat, disusul bom kedua 20 menit kemudian. Keduanya dilaporkan meledak di dekat Masjid Saheb Al-Zaman, Kerman, Iran bagian selatan, tempat Soleimani dimakamkan.
Agensi berita Iran, SNN News, melaporkan bahwa sejumlah ambulans bergegas menuju pemakaman, saat itu ratusan orang tengah berkumpul untuk mengenang tewasnya Soleimani dalam serangan pesawat nirawak yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) di Bandara Baghdad, tahun 2020.
Kantor agensi berita Iran, Tasnim, mengutip berbagai sumber mengatakan bahwa ada dua tas berisi bom, diduga diledakkan lewat alat pengendali.
Lewat kantor televisi negara, Wakil Gubernur Provinsi Kerman Rahman Jalali menyatakan insiden ini adalah "serangan teroris", meskipun saat itu dia belum menjelaskan lebih lanjut soal kemungkinan terduga pelaku pengeboman.
Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi mengatakan pihak keamanan akan bereaksi dengan "cepat dan tegas" dalam menangani kedua pemboman tersebut.
Dia mengungkap bahwa kebanyakan korban tewas terjadi saat ledakan kedua.
Khamenei pastikan "respons keras"
Beberapa jam setelah ledakan, pemimpin senior tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei dalam pernyataannya mengatakan bahwa "tragedi ini akan ditanggapi dengan respons yang keras".
Dia menyalahkan "musuh jahat dan kriminal negara".
Kemudian, Presiden Iran Ibrahim Raisi juga memastikan akan secepatnya menemukan para pelaku dari serangan Rabu "keji" tersebut.
"Tidak diragukan lagi, para pelaku… dari tindakan pengecut ini akan segera teridentifikasi dan dihukum atas tindakan keji mereka, oleh aparat keamanan dan penegak hukum," kata Raisi dalam sebuah pernyataan.
"Musuh bangsa harus tahu bahwa tindakan seperti itu tidak akan pernah merusak tekad kuat Iran."
Menyusul pernyataan Khamenei soal "musuh-musuh" Iran yang dianggap sebagai dalang ledakan itu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Matthew Miller menyangkal bahwa pihaknya terlibat dalam insiden tersebut.
"Amerika Serikat tidak terlibat dengan cara apa pun dan setiap tuduhan kepada kami merupakan hal yang konyol," kata dia, sembari menambahkan "kami juga tidak yakin kalau Israel ikut terlibat dalam ledakan tersebut."
"Kami menyampaikan rasa simpati kepada para korban dan orang terkasih yang tewas dalam ledakan mengerikan ini," ucap Miller.
Dapat kecaman luas
Serangan ini mendapat kecaman luas, menyusul pernyataan yang disampaikan oleh banyak pihak, di antaranya adalah Jerman, Uni Eropa, dan Rusia.
"Kami sangat sedih atas banyaknya korban jiwa dalam ledakan hari ini di #Kerman, termasuk banyak anak-anak," kata Kementerian Luar Negeri Jerman pada akun resmi X, Rabu (03/02). "Kami mengutuk aksi teror ini."
Diplomat tinggi Uni Eropa pada akun media sosialnya juga mengatakan belasungkawa dan "mengutuk keras serangan ini dan menyatakan solidaritasnya untuk Iran."
Pesan solidaritas juga datang dari Presiden Rusia Vladimir Putin lewat sebuah surat kepada Khamenei.
"Pembunuhan terhadap orang yang mengunjungi pemakaman secara damai cukup mengejutkan, itu kejam dan sinis," kata Putin.
Sosok Qassem Soelaimani
Sebagai seorang Komandan Pasukan Quds, Soleimani merupakan kepala operasi luar negeri dari Garda Revolusi Iran dan dipandang sebagai ikon oleh para pendukung teokrasi Iran. Saat pemakamannya di tahun 2020, sedikitnya 56 orang dilaporkan tewas dalam sebuah serbuan yang juga melukai ratusan orang lainnya.
Soleimani menjadi target AS pada awal tahun 2000-an usai dirinya diketahui membantu mempersenjatai militan di Irak dengan bom pinggir jalan yang menewaskan dan melukai pasukan AS, bantuan ini meningkatkan popularitas dan profilnya di Iran.
Kemudian, dia menjadi seorang komandan perang terkenal, yang juga memiliki kekuatan politik cukup besar.
Kematiannya dalam serangan drone yang diluncurkan semasa pimpinan Donald Trump terjadi di tengah meningkatnya insiden pascapenarikan diri Washington dari kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran.
mh/ha (Reuters, AFP, AP)
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!