Berkati Indonesia, Pesan Terakhir Andrew Chan
8 Mei 2015Pada hari ia akan ditembak mati, Andrew Chan mengenakan kacamatanya. Padahal biasanya dia tidak suka memakai kacamata minus itu, kata istrinya Febyanti Herewila. Namun di malam kematiannya, ia ingin bisa melihat dengan jelas. Dia menolak matanya ditutup. Para terpidana mati berjalan dengan kepala tegak menuju tiang yang telah disiapkan.
Upacara perkabungan Andrew Chan di Sydney hari Jumat (08/05/15) di gereja Hillsong Church dihadiri kerabatnya dan lebih dari 1000 undangan. Andrew Chan menjadi pemeluk agama Kristen ketika menjalani 10 tahun masa tahanan di Indonesia.
Kakak Andrew, Michael Chan mengucapkan terimakasih atas bantuan dan pelayanan yang diberikan pihak gereja di Indonesia dan di Australia kepada adiknya.
"Dia menunjukkan kepada kita, bahwa sekalipun kita memanggul beban yang sangat berat dalam hidup kita, kita tetap punya kesempatan untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik," kata Michael.
Berkati Indonesia!
Febyanti Herewila yang mengenal Andre Chan empat tahun lalu dan menikah hanya beberapa saat sebelum eksekusi dijalankan, menceritakan bahwa para tahanan menyanyikan lagu Amazing Gace ketika mereka digiring ke tiang untuk diikat.
"Setelah diikat di tiang itu, mereka lalu menyanyikan lagi 10.000 Reasons, ini lagu yang kami nyanyikan waktu pertunangan dan waktu pernikahan kami," tutur Febyanti.
"Dia nyanyikan lagu itu. Mereka selesai menyanyikan ayat pertama," kata Febyanti. Di tengah ayat kedua, tembakan dilepaskan regu tembak.
Dia mengatakan, ketika para tahanan digiring ke lapangan tembak, mereka terus menyerukan "Berkati Indonesia! Berkati Indonesia, Berkati Indonesia!"
Upacara perkabungan di Sydney dihadiri orangtua Andrew, Ken dan Helen Chan. Seorang sahabatnya, Mark Soper, membacakan satu surat terakhir yang ditulis Andrew sebelum ia dieksekusi.
Pesan terakhir
"Perlakukan setiap hari seperti berlian, belajar menggunakannya untuk hal-hal yang kamu cintai, jalani hari itu dengan orang-orang yang kamu sayangi," tulis Andrew dalam suratnya kepada Mark Soper. "Karena kamu tak pernah tahu, kapan kita mesti berpisah".
Istri Andrew, Febyanti Herwila mengatakan, dia ingin mengirim pesan kepada semua yang ada dalam tahanan dan sedang menunggu eksekusi mereka. "Andrew mengakhiri hidupnya dengan baik. Andrew akhirnya memberkati orang-orang disekitarnya. Dan memaafkan mereka yang menyakitinya."
Andrew Chan dan Myuran Sukuraman, dua anggota sindikat narkoba Bali Nine, dieksekusi 29 April lalu di Pulau Nusakambangan dengan enam orang lain, masing-masing satu warga Brasil dan Indonesia, dan empat warga Nigeria. Eksekusi itu sempat mengundang kritik dari berbagai negara, termasuk dari Jerman.
hp/yf (dpa, rtr, afp)