Mahathir Tantang Najib Sebagai Perdana Menteri Malaysia
8 Januari 2018Pakatan Harapan (PH) sepakat mengusung nama Mahathir Mohammad, mantan perdana menteri yang pernah berkuasa selama 22 tahun di Malaysia untuk maju sebagai kandidat mewakili partai oposisi tersebut dalam "pilihan raya" alias pemilu Agustus mendatang.
Jika nantinya terpilih, Mahathir akan menjadi pemimpin dunia tertua.
Meski saat berkuasa,Mahathir Mohamad mewakili koalisi partai berkuasa Barisan Nasional (BN), kali ini ia malah menyebrang ke lawan politiknya. Mahathir dipasangkan dengan Wan Azizah Wan Ismail, istri mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Fokus selamatkan Malaysia
"Fokus utama kami adalah menyelamatkan negara tercinta," ujar Mahathir seperti dikutip dari BBC ketika menerima penetapannya sebagai calon perdana menteri. "Tidak mudah bagi partai-partai yang sebelumnya menjadi musuh saya untuk menerima saya, tetapi mereka sadar akan pentingnya meruntuhkan pemerintahan yang sekarang berkuasa", tambahnya.
Mahathir yang tokoh kawakan Malaysia, kembali terjun ke panggung politik setelah mengundurkan diri dari jabatannya pada tahun 2003 karena menentang Perdana Menteri Najib Razak, yang tetap bercokol di pemerintahan meski dituding terlibat dalam skandal korupsi bernilai miliaran US Dolar yang dikenal dengan sebutan 1MB. Tiga rekening pribadi yang diduga milik Najib telah dibekukan.
Salah satu menteri yang mewakili suara koalisi petahana, Abdul Rahman Dahlan mengkritik keputusan partai oposisi tersebut. Ia menyebutkan bahwa pencalonan Mahathir sebagai langkah menggelikan yang mengundang tragedi yang merugikan agenda reformasi yang didengungkan kelompok oposisi.
Namun sebaliknya, para pengamat menilai Mahathir Mohammad sebagai lawan sebanding bahkan akan mampu menumbangkan koalisi BN yang dipimpin Najib Razak, meski harus menghadapi beberapa perjuangan berat.
Lawan sebanding Razak
’’Mahathir telah menjadi PM selama dua dekade dan dia dipandang sebagai sosok yang membangun negara ini hingga seperti sekarang. Dia akan selalu dikagumi banyak orang,’’ ujar Chief Executive Institute for Democracy and Economic Affairs (IDEAS) Wan Saiful Wan Jan. "Ini menjadi hambatan besar (bagi Najib)... Namun pemerintah masih di atas angin karena menguasai permainan di lapangan," kata Wan Saiful seperti dikutip dari Associated Press.
Pemilu ke-14 di Malaysia tersebut akan menjadi medan pertarungan sengit dimana kelompok oposisi PH ingin mengupayakan agar pemimpin merekaAnwar Ibrahim bisa kembali berpolitikdan nantinya mampu menggantikan Mahathir Mohammad. Bagi BN, kemenangan harus diraih demi mempertahankan kekuasaan partai koalisi BN yang telah duduk di pemerintahan sejak Malaysia merdeka. Selain itu bila kalah, Najib akan semakin sulit lepas dari jerat skandal korupsi yang menyeretnya.
ts/as (AP, Reuters, BBC)