Mencari Solusi Penukaran Uang Ukraina yang Dibawa Pengungsi
6 April 2022Toko-toko dan restoran masih tutup pada pagi yang dingin di Berlin. Lana Bensch menunggu untuk bertemu dengan seseorang. Dia memiliki 9.000 hryvnia di sakunya. Mata uang Ukraina itu bernilai sekitar 280 euro. Dia mengamati jalan, mencari pria yang akan menukar mata uangnya menjadi dolar.
Lana Bensch ingat saat dia menukar uang di pasar gelap. "Saya merasa tidak nyaman, saya seperti dilemparkan ke dalam mesin waktu kembali ke situasi tahun 1930-an," katanya kepada DW.
Lana Bensch berasal dari Ukraina dan sudah pindah ke Berlin 20 tahun lalu. Dia sekarang menampung dua keluarga pengungsi dari Ukraina. Seperti kebanyakan pengungsi dari Ukraina, mereka juga membawa uang kertas hryvnia.
Masalahnya, saat ini sebagian besar bank di Uni Eropa tidak menerima mata uang hryvnia untuk ditukar dengan euro atau dolar. Selama sebulan terkahir, para pejabat Uni Eropa sedang membahas cara membantu para pengungsi menukarkan uangnya, sebelum mereka terpaksa menukar uang di pasar gelap.
Mengapa bank-bank Eropa tidak menukar mata uang Ukraina?
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Bank Sentral Ukraina menghentikan penukaran mata uang hryvnia ke dalam mata uang asing untuk melindungi cadangan devisa negara. Sedangkan di luar negeri, sangat sulit menukar mata uang ini, karena risiko finansialnya cukup besar.
"Ini adalah mata uang sebuah negara yang berperang untuk bertahan hidup. Kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Jika Ukraina kalah, mata uang itu tidak akan berarti apa-apa," kata Paweł Tokarski, peneliti di German Institute for International and Security Affairs kepada DW.
Situasi ini membuat penukaran uang Ukraina melalui prosedur resmi menjadi hampir tidak mungkin. "Ketika saya pergi ke tempat penukaran uang, mereka sudah memasang tanda di pintu yang mengatakan bahwa mereka tidak menerima hryvnia," kata Lana Bensch.
Komisi Eropa mencoba pendekatan Polandia
"Ini benar-benar tentang masalah, bagaimana mendapatkan uang tunai untuk pengungsi. Ini masalah politik,. lebih dari masalah perbankan," kata Andrew Kenningham, Direktur Eropa di Capital Economics kepada DW.
Komisi Eropa sekarang telah menyarankan agar negara-negara anggota Uni Eropa menerapkan skema yang memungkinkan setiap pengungsi menukar sampai 10.000 hryvnia, sekitar 310 euro, secara gratis mengikuti tarif resmi yang ditetapkan oleh Bank Sentral Ukraina. Hal itu yang sekarang diterapkan oleh Polandia, yang menerima paling banyak pengungsi dari Ukraina.
Menurut skema itu, bank lokal akan memberikan mata uang Ukraina tersebut ke bank sentral dan mendapatkan uang mereka kembali dalam mata uang lokal dengan nilai tukar yang tetap.
Tapi, siapa yang akan menanggung risiko finansial senadainya nilai tukar itu bergejolak? Menurut Pawel Tokarski, beban terbesar akan ditanggung masing-masing negara anggota: "Itu berarti, negara yang menerima pengungsi paling banyak juga akan menanggung risiko paling besar."
Uni Eropa sekarang sedang membahas kemungkinan untuk menutup potensi kerugian itu dari anggaran bersama. Para menteri keuangan Uni Eropa akan membahas proposal tersebut selama pertemuan mereka di Brussel atau Luxembourg minggu ini.
Sementara itu, banyak pengungsi Ukraina di Eropa berharap akan ada solusi yang cepat. "Orang-orang ini bergantung pada setiap euro yang bisa mereka dapatkan untuk uang mereka," kata Lana Bensch.
(hp/pkp)