Kebijakan Pesawat Tanpa Awak AS
24 Mei 2013Presiden Barack Obama dalam sebuah pidato di Universitas Pertahanan Nasional (NDU), membela penggunaan pesawat tak berawak seraya mengatakan pembunuhan yang ditargetkan semacam ini sebagai efektif dan legal. Namun ia menambahkan, "Untuk mengatakan sebuah taktik militer sebagai legal, atau bahkan efektif, bukan berarti mengatakan kalau itu bijaksana atau sesuai moral."
Ia mengakui, terbunuhnya warga sipil kadang tak terhindarkan. Karena itu merupakan bagian dalam perang yang adil melawan terorisme, walau harus bergulat dengan dampak yang terjadi.
"Bagi saya, dan semua di rantai komando, kematian warga sipil akan menghantui kami seumur hidup." Sebelum setiap serangan, tambahnya, "harus sedapat mungkin dipastikan, bahwa tidak akan ada warga sipil yang terbunuh atau terluka. Ini standar tertinggi yang bisa kami tetapkan."
Aturan lebih ketat
Obama mengatakan, berdasar petunjuk presiden yang baru ditandatangani pekan ini, Departemen Pertahanan akan mengambil alih pimpinan dalam peluncuran serangan pesawat tanpa awak, menggantikan CIA yang saat ini memegang wewenang. Dokumen kebijakan ini hendak membatasi serangan pesawat tanpa awak - yang harus disetujui presiden secara pribadi - di negara-negara yang bukan zona perang.
Pidato Obama digelar setelah Jaksa Agung Eric Holder mengakui bahwa sudah empat warga negara Amerika Serikat termasuk Anwar al-Awlaki yang lahir di New Mexico - terbunuh oleh rudal yang diluncurkan dari sebuah pesawat tak berawak di Yaman bulan September 2011. Al-Awlaki dinilai mengancam keamanan nasional.
Secara keseluruhan, Biro Jurnalisme Investigatif (TBIJ) mencatat 368 serangan pesawat tak berawak di Pakistan, dan antara 46-56 serangan di Yaman, mayoritas dilancarkan di bawah pemerintahan Obama.
Nasib Guantamano
Obama mengumumkan sejumlah langkah untuk memecah kebuntuan di Kongres dalam upaya menutup fasilitas militer di Guantanamo, Kuba. Departemen Pertahanan akan mengidentifikasi sebuah lokasi untuk menggelar pengadilan militer bagi para tahanan Guantanamo: "Kami akan mengadili teroris melalui pengadilan dan sistem peradilan militer," tegasnya.
Obama akan memilih seorang wakil senior untuk menangani transfer tahanan, sebuah posisi yang kosong sejak Januari lalu.
"Tidak ada justifikasi politik bagi Kongres untuk mencegah penutupan fasilitas yang seharusnya tidak pernah dibuka," tandas Obama.
Kerry di Timur Tengah
Sementara Menteri Luar Negeri John Kerry dalam lawatan keempatnya ke Timur Tengah mengakui kesulitan memulai dialog perdamaian untuk mencari solusi bagi Suriah.
"Tidak ada yang menampik betapa sulitnya, peliknya, dan setinggi apa pendakian ini," ujarnya dalam kunjungan ke Israel. "Tapi kami juga mengerti bahwa pembunuhan terus terjadi, pembantaian terus berlangsung. Destabilisasi Suriah sudah merembet ke Libanon, Yordania, dan tentunya berdampak terhadap Israel," tambahnya.
cp/as (rtr, afp, ap, dw)