Pendaki Rinjani Kisahkan Pengalaman Horor Terjebak Longsor
31 Juli 2018Lebih dari 500 pendaki dan pemandu yang terjebak oleh tanah longsor dan gempa bumi di gunung Rinjani berhasil dievakuasi. Meski selamat, sebagian wisatawan mengaku trauma oleh pengalaman saat dihujani batu saat terjadi longsor.
Gempa berkekuatan 6.4 pada skala Richter yang menggoyang Lombok pada Minggu (29/7) pagi disusul dengan gempa susulan yang memicu tanah longsor di gunung Rinjani. Akibatnya sebagian besar rute pendakian tertutup timbunan tanah.
Saat kejadian sekitar 800 orang pendaki dan pemandu masih berada di atas gunung, termasuk sejumlah wisatawan mancanegara dari Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Thailand, Jerman dan beberapa negara lain. Ketika seratusan pendaki berhasil turun pada Senin pagi dengan upaya sendiri, lebih dari 500 harus dievakuasi oleh tim SAR.
Mereka yang tiba di kaki gunung mengisahkan pengalaman mengerikan ketika terjebak gempa yang menewaskan 16 orang tersebut. Seorang wisatawan Thailand yang baru tiba pada Selasa (31/7) pagi menceritakan bagaimana gempa memergoki mereka ketika sedang terlelap.
"Saya merasa bumi bergerak," katanya. "Saya lalu keluar dari tenda dan melihat tanah longsor disertai hujan batu."
Sementara seorang pendaki lain menyaksikan salah satu lereng Rinjani runtuh akibat longsor. "Seluruh gunung, batu, semua berjatuhan. Saya ketakutan," imbuhnya.
Saat ini sekitar 500 pendaki telah tiba di kaki gunung setelah menemukan rute alternatif yang tidak terdampak longsor. "543 pendaki sudah dievakuasi," kata Jurubicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). "Mereka berada dalam kondisi kesehatan baik, tapi masih harus diperiksa oleh tim medis kami setelah mereka tiba," katanya kepada AFP.
Kebanyakan pendaki tiba di kaki gunung pada Senin (30/7) pagi, kata Jurubicara Badan SAR Nasional, I Gusti Lanang Wiswananda. Seorang pendaki dikabarkan meninggal dunia di dekat danau Segara Anak. Saat ini helikopter tim SAR dan TNI masih menyisir lereng dan puncak gunung Rinjani untuk mencari pendaki yang masih terjebak.
rzn/yf (AFP)