Pengaruh Politik terhadap Proses Kasus NSU
4 April 2013Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu akhir pekan lalu melakukan pembicaraan telefon dengan Menlu Jerman Guido Westerwelle dan meminta jaminan akses bagi jurnalis Turki serta politisi Turki dalam proses pengadilan terhadap tersangka teroris Beate Zschäpe dan empat tersangka pendukung kelompok teror "Nationalsozialistischer Untergrund" NSU. Menlu Westerwelle menyampaikan pengertian akan keinginan Turki, namun menunjuk pada kedaulatan pengadilan, demikian keterangan Departeman Luar Negeri Jerman.
Pengadilan Jerman adalah lembaga independen. Itu berkaitan dengan pembagian kekuasaan, yakni pemisahan kehakiman, penentu undang-undang dan pihak otoritas, termasuk a.l. polisi. "Kedaultan pengadilan adalah sesuatu yang berharga dalam negara hukum dan tidak boleh ada politik yang meragukannya." Dikatakan pakar politik Hajo Funke kepada Deutsche Welle. Meski demikian Pengadilan Tinggi München disarankan, agar sedapat mungkin melakukan fleksibilitas dalam pembagian kursi, agar dari situ publik dapat mengambil catatan yang sesuai.
Media Turki Tidak Dapat Tempat di Ruang Sidang
Selama ini pengadilan München memberikan 50 dari 100 kursi untuk publik kepada wakil media sesuai urutan masuknya permohonan akreditasi. 50 pemohon pertama mendapat tempat dan lainnya tidak dan kini masuk dalam daftar tunggu. Sebuah alternatif adalah misalnya mereservasi sejumlah tempat bagi wakil media Turki, karena kebanyakan korban pembunuhan NSU berasal dari Turki dan karenanya perhatian media Turki cukup tinggi, demikian dikatakan mantan hakim pada Mahkamah Konstitusi Jerman Wolfgang Hoffmann-Riem kepada DW. Peraturan serupa berlangsung saat proses terhadap moderator Jörg Kachelmann, yang berasal dari Swiss. Dalam proses pengadilan terhadapnya, yang juga mendapat perhatian besar media, sebelumnya sudah direservasi sejumlah tempat untuk media Swiss.
Kehakiman Jerman Terpercaya dan Berdaulat
Akibat sengketa pembagian tempat kepada jurnalis, di Turki muncul keraguan akan lembaga kehakiman Jerman. Ini dianggap berlebihan oleh pakar politik Funke. Yang mengganggu bukanlah bahwa pengadilan tidak bebas, untuk itu selama ini tidak ada alasan. "Dan saya juga percaya akan berlangsung proses yang bebas dalam kasus NSU." Demikian Funke. Hal serupa disampaikan ketua Komisi Luar Negeri Parlemen Jerman Ruprecht Polenz. Ia percaya pada kehakiman Jerman dan menyerukan kepada Turki untuk mengambil sikap yang wajar. Ia juga sependapat bahwa dalam pembagian tempat, pengadilan seharusnya lebih memiliki perasaan peka. "Tapi bila kini dari kasus itu disimpulkan bahwa seluruh proses pengadilan tidak fair dan melewati dasar-dasar hukum negara, itu juga melampaui batas." Dikatakan Polenz kepada stasiun televisi ZDF. Lebih lanjut dikatakannya, "Turki punya semua alasan untuk mempercayai hukum negara Jerman terutama juga terhadap kehakiman Jerman."
Sebelum pembicaraan telefon Menlu Davutoglu dengan Menlu Westerwelle, Menteri Integrasi Jerman Maria Böhmer sudah turun tangan dan menjelaskan, "Dalam kasus ini mata seluruh dunia tertuju ke Jerman." Sebagai rasa hormat terhadap korban dan anggota keluarga korban dan untuk merebut kembali kepercayaan, ia menilai tidak bisa diabaikan, dimana wakil media Turki dan Yunani juga diperhatikan dalam pembagian tempat pada proses pengadilan kasus NSU. Böhmer menyerukan kepada pengadilan untuk mempertimbangkan kembali keputusan itu dan menekankan, dalam proses dengan perhatian besar media, di tahun-tahun sebelumnya juga berhasil dicapai solusi.