Penyelamatan Hewan-hewan Korban Banjir Besar di Jerman
30 Juli 2021Sandra Bischoff yang tinggal di kota Köln di bagian barat Jerman, sedang bersiap-siap untuk tidur ketika mendengar berita tentang banjir menerjang Lembah Erft. Pikirannya langsung tertuju pada hewan-hewan di daerah itu. Sebagai pemilik tiga kuda yang ia pelihara di kota Leverkusen, 22 kilometer dari Köln, Bischoff juga sering kontak dengan peternak lain di kawasan.
Saat detail seputar dahsyatnya banjir dirilis, Bischoff mulai mengorganisasi sekelompok sukarelawan, yang saat itu terdiri dari ibunya yang berusia 70 tahun, putrinya Margo, dan temannya Lisa Herbst. Rombongan itu pun segera berangkat dengan tiga mobil trailer ke daerah yang dilanda banjir.
"Kami perlu waktu cukup lama untuk sampai ke Lembah Erft karena hujan deras," kata Bischoff kepada DW.
"Ketika mendekati istal, kami melihat genangan. Airnya setinggi lutut kami. Dalam kegelapan kami bisa melihat lampu biru menyala dari mobil polisi dan petugas penyelamat. Kuda-kuda itu benar-benar ketakutan, mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi."
Bischoff mengatakan tidak mudah memasukkan kuda-kuda tersebut ke trailer. "Hewan-hewan ini tidak mengenal kami, tetapi karena kami berpengalaman dengan hewan, kami dapat menenangkan mereka. Saya tidak tahu berapa lama waktu yang kami butuhkan untuk memasukkan enam kuda ini, tetapi polisi dan petugas pemadam kebakaran memberi tahu kami untuk meninggalkan daerah itu sehingga kami tidak berada dalam bahaya yang lebih besar," tambah Bischoff.
"Kami baru tenang setelah akhirnya kuda-kuda itu berada di kandang yang kering dan aman di Leverkusen," jelas Lisa Herbst.
Bantuan di lokasi banjir mengalir tanpa henti
Pemilik kuda-kuda itu akhirnya datang dan mengambil hewan yang dievakuasi ini beberapa hari kemudian. Tetapi Bischoff tidak berhenti membantu. Lewat media sosial, ia juga mengorganisasikan pengumpulan donasi makanan, obat-obatan dan obat penenang untuk kuda di daerah yang dilanda banjir. Salah satu masalahnya adalah banyak serangga yang menyerbu area banjir karena tingginya kelembaban, sehingga perlu masker, semprotan, dan krim khusus untuk mengusirnya.
Bischoff menyatakan terkesan dengan solidaritas orang-orang di sekitarnya. "Telepon saya terus berdering dan di internet begitu banyak tawaran bantuan. Jadi sekarang kami harus mengkoordinasikan bantuan dan memastikan makanan dan obat-obatan terkirim," kata dia.
Namun dia bersikeras bahwa dia dan para relawan lain bukanlah pahlawan. "Saya mencintai hewan dan saya selalu siap membantu mereka. Saya yakin rekan penyelamat akan melakukan hal yang sama jika saya dan hewan saya membutuhkan bantuan. Daerah yang terkena dampak akan membutuhkan bantuan kami untuk sementara waktu."
Siaga 24 jam setiap hari
Layanan penyelamatan hewan Tierrettung Essen siap siaga selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan memiliki pengalaman menyelamatkan hewan dari banjir sejak negara bagian Sachsen di Jerman dilanda banjir parah pada tahun 2013. Layanan ini telah menyelamatkan sekitar 1.600 hewan dan memiliki semua peralatan yang diperlukan, kata pendiri yayasan ini, Stephan Witte.
"Kami punya peralatan penyelamatan di air terbaru, modern dan sangat profesional sehingga tim kami tetap aman, dan kami memiliki perahu, pakaian kering, mountain board, pengangkut terapung untuk anjing dan untuk menyelamatkan hewan peliharaan," ujar Witte. "Kami juga memiliki kendaraan off-road khusus untuk menjangkau daerah-daerah terpencil."
Semua peralatan ini terbukti sangat berguna. Suatu malam, tim Tierrettung Essen menerima telepon dari pemilik sembilan kuda poni yang terjebak banjir di kota kecil Linnich, sekitar 115 kilometer jauhnya dari Essen. Tiga tim dikirim untuk segera membantu. Mereka mengamati situasi, mengenakan pakaian khusus tahan air dan berangkat untuk menemukan hewan-hewan malang itu.
Saat itu pukul 3 pagi ketika dua kuda poni pertama terlihat dan berhasil dibawa ke tempat yang aman. "Tapi arus yang kuat membuat timnya tidak mungkin menyelamatkan kuda poni lagi dari tempat yang terendam banjir," kata Witte.
"Tapi untungnya, tujuh kuda poni menyelamatkan diri dengan menemukan sebuah bukit, tempat hewan itu bisa mengamankan diri. Kami harus menghentikan operasi penyelamatan, karena kondisinya menjadi sangat berbahaya bagi manusia. Tetapi pemiliknya sangat senang dengan dua kuda poni yang diselamatkan. Ketinggian air terus naik antara satu hingga dua meter selama operasi penyelamatan itu", lapor Witte.
Emosi itu tidak akan terlupakan
Beberapa hari yang lalu, pasangan lansia yang rumahnya kebanjiran di daerah Ahrweiler menelepon tim penyelamat hewan. Mereka mengatakan telah berhasil menyelamatkan kucing peliharaan mereka yang berusia 14 tahun yang sakit, tetapi mereka tidak bisa mengambil obat-obatan atau makanan khusus bagi kucing itu.
Sekali lagi, para penyelamat hewan segera berangkat untuk mengirimkan pakan kuncing dan hal lain yang sangat dibutuhkan dan pasangan itu tidak perlu membayar sepeser pun.
"Kami tidak akan pernah melupakan emosi itu ketika nenek itu membuka pintu rumahnya yang benar-benar hancur. Dia mengizinkan kami untuk mempublikasikan gambar-gambar itu sehingga orang-orang dapat melihat betapa mengerikan situasinya."
Penyelamat hewan yang juga kelelahan ini sepertinya tidak akan segera bisa beristirahat dengan tenang karena telepon di posko mereka terus berdering. Banyak pemilik masih mencari hewan peliharaan mereka yang hilang dalam banjir.
Sejumlah hewan yang terlantar telah diserahkan ke tempat penampungan, tetapi bisa berminggu-minggu atau berbulan-bulan sebelum pemiliknya ditemukan. Itu pun, jika berhasil ditemukan. Tempat penampungan saat ini penuh sesak, tidak hanya penuh dengan kucing dan anjing, tetapi juga burung, kura-kura, dan kelinci yang kini tidak lagi punya rumah.
ae/as