'Phoenix', Pegulat Perempuan Berhijab Pertama di Dunia
17 Juli 2019Anda ingat tayangan gulat 'smackdown' ? Mengenakan celana panjang bermotif api, dengan jilbab bernuansa hitam dan oranye, Nor Diana bergerak lincah membanting lawannya yang bertubuh lebih besar di hadapan ratusan penonton yang bersorak-sorai.
Dengan tinggi tubuh 155 sentimeter dan bobot 43 kilogram, kegesitan dan ketangkasan Nor Diana mampu men- ‘smackdown' pesaing-pesaingnya.
Nor Diana bukan hanya kerap dikritik oleh kaum konservatif karena ‘melemparkan' dirinya ke ring gulat, namun perempuan berusia 19 tahun ini ‘hits' di media sosial dan mendorong minat para hijaber lainnya.
"Meskipun saya muslim, dan mengenakan jilbab, tidak ada yang bisa menghentikan saya untuk melakukan apa yang saya sukai," tandasnya di atas ring, setelah memenangkan pertarungan baru-baru ini. Demikian dilaporkan kantor berita AFP.
Nor Diana ambil bagian dalam ajang Malaysia Pro Wrestling (MyPW), sebuah ajang yang mirip dengan World Wrestling Entertainment (WWE) yang sangat populer di Amerika Serikat. Gulat olimpiade adalah untuk olahraga dan mencari kemenangan, sedangkan gulat model WWE bertujuan untuk hiburan. Di Indonesia, mungkin lebih dikenal sebagai pertunjukkan 'smackdown'
Seperti WWE, MyPW di Malaysia ini laksana aksi teater, di mana para peserta bersaing satu sama lain dengan pertandingan yang berakhir dengan hasil yang sebenarnya sudah ditentukan sebelumnya.
‘Phoenix' sebenarnya pemalu dan bersuara lembut
Nor Diana sebenarnya nama samaran. Dia memilih untuk tidak mengungkapkan identitas aslinya. Di luar sasana gulat, dia dikenal pemalu dan bersuara lembut. Sehari-harinya, ia bekerja di rumah sakit. Tetapi ketika dia mengenakan perlengkapan gulatnya, dia berubah menjadi "Phoenix” yang menakutkan.
"Sebagai Phoenix, saya orang yang sama sekali berbeda. Bertubuh kecil, tetapi bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dibayangkan orang," ujar Nor Diana kepada AFP di sebuah sasana latihan gulat di Puchong, Malaysia. "Ketika berada di atas ring, ‘Phoenix‘ bergerak gesit dan pantang menyerah," jelasnya.
Impiannya di masa remaja memang untuk menjadi petarung. Nor Diana mulai latihan sebagai pegulat pada akhir tahun 2015. Lalu ia memulai debutnya beberapa bulan kemudian.
Lebih dari 60 persen dari 32 juta penduduk Malaysia merupakan muslim Melayu. Banyak perempuan muslim di negara jiran ini yang mengenakan jilbab tradisional.
"Pada awalnya sulit bagi saya, karena banyak orang mengatakan bahwa saya tidak boleh bergulat karena saya seorang muslim dan mengenakan jilbab," katanya. Tetapi dia terus melangkah maju dan mendapat dukungan penuh keluarganya.
Nor Diana menikmati kesuksesan terbesarnya pada awal Juli 2019. Sang ‘Phoenix‘ ini berhasil mengalahkan empat pria untuk dinobatkan sebagai juara wrestling Malaysia.
Melepas ‘topeng‘, meruntuhkan dinding penghalang
Awalnya dia berkompetisi memakai topeng, dengan tujuan mengurangi kemungkinan orang-orang bisa mengenalinya. Tapi setelah kalah dalam pertandingan tahun lalu, dia tak lagi bertopeng dalam bertarung.
Dia mengenang rasa takutnya akan reaksi orang-orang saat itu. Namun popularitasnya malah semakin meningkat sejak saat itu, dengan ribuan orang sekarang menjadi followers-nya di media sosial, sehingga membantu meningkatkan pamor gulat di Malaysia.
Meskipun semakin populer, gulat masih relatif kurang diperhitungkan di negara Asia Tenggara ini. Hanya ada sekitar 30 petarung dan pertandingan berlangsung setiap dua hingga tiga bulan sekali dengan beberapa ratus penonton. Di Malaysia, Nor Diana adalah satu dari hanya dua pegulat perempuan.
"Segera setelah dia populer, kami menerima banyak pesan dari sesama hijabi yang bertanya tentang bagaimana cara bergabung dengan dunia gulat," ujar Ayez Shaukat Fonseka, pelatih dan sesama petarung kepada AFP.
"Dia tampaknya telah ‘menghancurkan penghalang' dan membuktikan kepada orang-orang bahwa jika dia bisa melakukannya, hijaber lainnya juga bisa melakukannya,” pungkasnya.
ap/vlz (AFP)