Macron: Uni Eropa Harus Lebih Kuat
9 Mei 2018Kantor pers Istana Elysee telah mengatur agar Presiden Perancis memiliki kursi yang nyaman untuk wawancara. Tetapi Emmanuel Macron tidak membutuhkannya. Selama wawancara 20 menit dengan Deutsche Welle dan ARD, ia hampir selalu duduk tegak, mengepalkan tangan, atau menggunakan kedua tangannya, seakan mencoba meyakinkan dua jurnalis yang mewawancarainya, Max Hofmann dari DW dan Caren Miosga dari ARD "Tagesthemen".
Dinamis, energik, waspada tetapi juga sabar saat ada masalah teknis. Presiden yang baru berusia 40 tahun ini, hampir tepat satu tahun lalu memulai masa jabatannya. Dia bangga bahwa telah banyak yang berubah di Perancis tahun ini. Sekarang dia ingin menyakinkan warga di seluruh Eropa. Ini adalah pesan Macron dalam wawancara pertamanya dengan televisi Jerman.
Trump membuat kesalahan
Pertama, ia berbicara tentang tema kebijakan luar negeri yang paling penting. "Saya menyesalkan keputusan presiden Amerika," kata Emmanuel Macron menanggapi keluarnya AS dari kesepakatan nuklir Iran. "Saya rasa ini adalah sebuah kesalahan, dan karena itu Eropa harus bersatu dan tetap berkomitmen dengan kesepakatan nuklir."
Sebelum wawancara dengan DW dan ARD, Macron melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Iran Hassan Rouhani dan meyakinkannya bahwa Uni Eropa tetap mendukung kesepakatan nuklir. Presiden Perancis mengakui bahwa upayanya mempromosikan kesepakatan itu tidak didengar oleh Donald Trump. Tapi ia menambahkan, hanya karena satu negara keluar, tidak bisa seluruh kesepakatan dibuang begitu saja. "Kami harus melengkapi dan memperluas kesepakatan melampaui 2025. Diperlukan kerangka yang lain." Dia akan bekerja sama dengan para pemimpin Eropa lainnya.
Eropa harus menyelamatkan tatanan dunia multilateral
Namun, Emmanuel Macron memohon tidak hanya untuk melihat hubungan dengan AS sebagai krisis. Ada juga banyak kepentingan umum dalam keamanan dan kontra-terorisme. "Ada ketegangan, tetapi juga koneksi yang kuat."
Dalam perselisihan soal tarif dan perdagangan dengan AS, Eropa seharusnya tidak merasa kecil. "Eropa perlu dihormati dalam masalah ini, kami adalah kekuatan perdagangan yang besar, AS adalah sekutu dan mitra, tetapi kami memiliki aturan, kami harus memastikan bahwa aturan-aturan itu dihormati."
Akhir Mei mendatang, presiden AS ingin memutuskan apakah Uni Eropa akan terus merndapat pengecualian, tidak dikenakan tarif baja dan aluminium. Uni Eropa telah mengancam tindakan balasan. "Saya pikir hari ini kita memiliki momen bersejarah untuk Eropa, dan Eropa memiliki tugas untuk menjaga tatanan multilateral yang kami bentuk pada akhir Perang Dunia II, dan yang saat ini terancam." - Terancam oleh sekutunya sendiri AS.
Merkel tidak mengecewakan
Tertawa dan dengan sikap defensif, Macron, menolak pertanyaan apakah ia kecewa oleh politik Kanselir Angela Merkel, karena begitu lama waktu yang dibutuhkan Jerman untuk menjawab banyak proposal pembaruan Eropa. "Tidak, tidak sama sekali, saya tidak kecewa," kata Macron serius.
"Sekarang Jerman akan merumuskan tanggapannya terhadap proposal kami, dan saya berharap banyak dari itu, saya berharap bahwa Kanselir dan pemerintahannya akan memenuhi tugas itu dan kami dapat bekerja sama untuk membangun Eropa yang lebih kuat, Eropa yang berdaulat untuk menciptakan beberapa Eropa. "
Saya bukan superhero
Setahun setelah Macron terpílih, Perancis telah banyak berubah, banyak reformasi sedang berjalan. Tapi Macron tidak suka dibanding-bandingkan dengan pahlawan otokratis. "Saya tidak pernah melihat diri saya sebagai pahlawan super." Pekerjaan sulit masih harus dihadapinya. Tetapi dia seorang pejuang. Dan Macron ingin tetap optimis meski banyak krisis di dan sekitar Eropa.
Setelah foto bersama dengan kedua jurnalis yang mewawancarainya, presiden bergegas ke festival rakyat di Katschhof di Aachen. Di sana dia menjawab pertanyaan warga, dan dengan sabar menjelaskan visinya tentang Eropa yang berbeda.
Pada hari Kamis (10/05), Macron menerima penghargaan penting Karlspreis di kota Aachen. Ia dianggap sebagai "pengemban harapan Eropa". Dalam wawancara dengan DW dan ARD, Macron menyatakan bahwa ia tersanjung dengan penghargaan ini. "Banyak orang tidak percaya bahwa saya bisa terpilih di Perancis dengan mengusung target Eropa yang ambisius, tetapi itu berhasil," ujarnya.
Bernd Riegert (vlz/as)