1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Persamaan HakIndia

Protes Pegulat India Soroti Pelecehan Seksual dalam Olahraga

5 Mei 2023

Marah dengan kelambanan pemerintah India menangani tuduhan pelecehan seksual terhadap seorang politisi partai yang berkuasa, pegulat perempuan mendatangi Mahkamah Agung untuk mendapatkan keadilan.

https://p.dw.com/p/4QvlC
Protes oleh pegulat di India New Delhi
Gulat telah menjadi populer di beberapa wilayah di India dalam beberapa tahun terakhir.Foto: MONEY SHARMA/AFP

Para atlet gulat papan atas India melakukan aksi protes di New Delhi selama beberapa hari terakhir untuk menuntut seorang politisi yang berkuasa, Brij Bhushan Sharan Singh, atas tuduhan pelecehan seksual dan aksi intimidasi terhadap para atlet perempuan.

Singh merupakan anggota parlemen yang berasal dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi dan telah memimpin Federasi Gulat India (WFI) sejak tahun 2011.

Setelah adanya laporan tuduhan pelecehan seksual terhadap politisi tersebut, Asosiasi Olimpiade India (IOA) membentuk sebuah dewan pada bulan Januari lalu untuk menyelidiki kasus tersebut.

Menteri Olahraga India Anurag Singh Thakur mengatakan bahwa penyelidikan ini akan selesai dalam kurun waktu empat minggu. Pada bulan April lalu, laporan penyelidikan terhadap kasus ini telah siap, tetapi temuan-temuannya tidak dipublikasikan.

Sementara itu, Singh telah mengabaikan seruan agar dia mundur sebagai presiden WFI dalam beberapa bulan terakhir. Singh justru membantah tuduhan yang ditujukan kepadanya dan mengklaim bahwa itu merupakan sebuah konspirasi untuk mencemari reputasinya dan memaksanya keluar dari parlemen India.

Pengadilan tinggi: Tuduhan tersebut cukup 'serius'

Para pegulat dan pendukung mereka telah mengecam pemerintah India karena dianggap terlalu lamban dalam mengambil tindakan tegas dan menekankan bahwa mereka tidak akan meninggalkan lokasi aksi protes sampai Singh ditangkap.

"Sebelum adanya tindakan dan Singh ditangkap, kami tidak akan mengakhiri protes kami. Ini bukan tentang pertarungan gulat semata. Ini adalah harga diri semua olahragawan di negara ini," ujar Bajrang Punia, peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo kepada tim DW.

Vinesh Phogat, atlet peraih tiga medali emas Commonwealth Games, juga mengatakan kepada tim media bahwa bukan hanya presiden WFI tersebut, tetapi beberapa pelatihnya juga melakukan aksi pelecehan seksual terhadap pegulat perempuan di pusat pelatihan nasional.

Phogat juga menuduh Menteri Olahraga Thakur tengah "mencoba untuk meredam" kasus ini.

"Sangat sulit untuk melawan seseorang yang menyalahgunakan kekuasaan dan posisinya begitu lama. Dengan membentuk sebuah komite, menteri olahraga mencoba untuk meredam masalah di sana. Tidak ada tindakan apa pun yang diambil saat itu," kata Phogat.

Marah dengan kelambanan pemerintahnya, para pegulat ini mendatangi Mahkamah Agung India. Pengadilan tertinggi di negara tersebut berpendapat bahwa tuduhan itu sebagai sesuatu yang "serius" dan memerintahkan polisi untuk mencatatkan kasus terhadap Singh.

Pada Rabu (03/05) malam, para atlet yang berkemah di area lokasi telah menuduh bahwa pihak polisi India menyerang mereka, di mana tuduhan itu telah dibantah oleh pihak berwenang.

Foto-foto dan video yang tersebar luas di media sosial juga menunjukkan bahwa polisi India mengerahkan banyak petugasnya ke daerah tersebut.

Modi dikritik karena tetap bungkam

Perdana Menteri Modi juga dikritik oleh para atlet tersebut karena tidak mengeluarkan pernyataan apa pun mengenai masalah ini.

"Dia (Modi) mengundang kami ke rumahnya ketika kami memenangkan medali dan memberikan kami banyak penghormatan dan menyebut kami sebagai putrinya. Hari ini, kami memohon kepadanya agar dia mendengarkan 'Mann Ki Baat' kami," kata Sakshi Malik, seorang pegulat perempuan, yang menggambarkan analogi dari program radio populer milik PM Modi.

Mukul Kesavan, seorang sejarawan dan penulis esai politik, mengatakan kepada tim DW bahwa sikap diam Modi ini bahkan lebih bermasalah lagi, karena mengingat kampanye pemerintahannya yang ingin meningkatkan pemberdayaan terhadap perempuan India.

"Sebuah pemerintahan yang mengklaim hidup dengan slogan-slogan seperti 'Beti Padhao, Beti Bachao' (yang diterjemahkan menjadi Selamatkan Anak Perempuan, Didiklah Anak Perempuan) kini justru membela seorang politisi yang secara terbuka menikmati reputasinya dalam aksi kekerasan," kata Kesavan.

Banyak olahraga yang dirundung pelecehan seksual

Olahraga Gulat menjadi sangat populer di beberapa kalangan warga India dalam beberapa tahun terakhir, terutama kaum perempuan, setelah serangkaian kesuksesan di ajang Olimpiade, Commonwealth Games dan Asian Games.

Para atlet perempuan tersebut telah memenangkan setidaknya satu medali untuk cabang olahraga gulat di masing-masing dari empat Olimpiade terakhir.

Banyak atlet gulat yang berasal dari negara bagian utara Haryana dan dari latar belakang kehidupan yang sederhana, di mana hal tersebut mempermudah para pejabat yang berkuasa untuk mengintimidasi mereka agar tidak melaporkan tindakan pelanggaran tersebut.

Gulat bukanlah satu-satunya olahraga di India yang terkena dampak atas kasus pelecehan seksual. Pelatih tim balap sepeda nasional India juga dipecat pada bulan Juni tahun lalu atas tuduhan serupa. Sebulan kemudian, Alex Ambrose, asisten pelatih tim sepak bola perempuan U-17 India, diskors dan dipulangkan dari pusat pelatihan di Norwegia karena dituduh melakukan pelecehan terhadap seorang pemain di bawah umur.

Menanggapi pertanyaan di parlemen pada bulan Juli tahun lalu, Menteri Olahraga India mengatakan bahwa Otoritas Olahraga India telah menerima setidaknya 30 pengaduan kasus pelecehan seksual dalam lima tahun terakhir.

Momen penting bagi olahraga India?

Sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan Agustus tahun 2021 berjudul "Bahaya yang mengintai para olahragawan di India," mengindikasikan bahwa ada hampir 200 pelaku dan 10.000 korban di 53 cabang olahraga utama di India.

Payoshni Mitra, seorang advokat hak-hak atlet, mengatakan bahwa protes yang sedang berlangsung merupakan momen yang signifikan bagi dunia olahraga India. Mitra mengatakan bahwa dia berharap hal ini akan mengarahkan sistem tata kelola yang lebih bertanggung jawab dan akuntabel untuk badan-badan olahraga, yang pada akhirnya akan menguntungkan para atlet.

"Para atlet, seberapa sentralnya mereka dalam ekosistem politik, pada kenyataannya tidak diperlakukan dengan cara yang adil. Selain itu, pelecehan seksual atau bentuk pelecehan lainnya seharusnya tidak mendapat tempat dalam dunia olahraga," kata Mitra kepada tim DW, seraya menambahkan bahwa para atlet yang melakukan aksi protes tersebut telah "mengirimkan pesan yang kuat ke seluruh negeri.

(kp/ha)