Rahasia di Balik Pesawat Solar Impulse2
26 April 2016Pekan ini pesawat layang bertenaga surya Solar Impulse 2 melanjutkan misinya, mengelilingi dunia tanpa bahan bakar fossil. Misi utama dari pesawat layang ini adalah untuk menunjukkan bahwa energi alternatif amat penting buat masa depan umat manusia. Disamping itu, pesawat juga merupakan laboratorium uji ketahanan batasan fisik tubuh manusia.
Bernd Rothe adalah pemegang kunci sukses pesawat layang super ringan itu. Dia adalah otaknya konstruktor sukucadang pesawat Solar Impulse 2 di Bayer Material Science. Pesawat yang digerakkan panel surya itu dikonstruksi dengan teknologi tinggi termodern agar bobotnya super ringan.
Untuk membuat material konstruksi pesawat super ringan, Rothe menggunakan teknologi tercanggih untuk mengurangi densitasnya. Targetnya menciptakan busa super tingan tapi kokoh.
Di laboratorium para ilmuwan melakukan eksperimen dengan berbagai campuran material. Tujuannya, memenuhi permintaan para desainer dan insinyur pesawat. Inilah campuran terbaik.
Elemen terpenting adalah pori-pori busa. Makin kecil diameternya, makin besar efek isolasinya. Senyawa busa mengeras dalam waktu singkat dan siap siujicoba. Tugas berikutnya diambil alih robot untuk membuat lembaran busa isolasi termodern ini. Produksinya dilakukan dengan tekanan tinggi dan distribusi merata.
Lembaran busa mengeras dalam tempo 20 menit dan para ilmuwan melakukan pemeriksaan. Ini saatnya membuat perbaikan untuk menciptakan material terbaik. Bernd Rothe dan timnya cukup puas dengan hasil produksi. Panelnya kokoh tapi fleksibel dan juga sangat ringan.
Material busa ini ideal sebagai lapisan luar kokpit. Ketebalannya hanya 3 sentimeter tapi memiliki sifat isolasi bagus dan efek stabilisasi. Keunggulan lainnya, material amat ringan, bobot lapisan luar kokpit hanya 30kg.
Uji material dan uji ketahanan tubuh pilot
Kursi pilot berteknologi tinggi dan muliti fungsi. Kursi bisa disetel untuk posisi tidur, sebagai toilet dan memonitor kesehatan pilot sepanjang waktu. Pesawat sel surya ini bagaikan laboratorium terbang. Semuanya harus multifungsi, karena di dalam kokpit amat semput dan awak pesawat tak bebas bergerak.
Dr. Bernd Rothe menjelaskan: "Kami gunakan tiga jenis material. Busa keras untuk isolasi, bahannya sangat ringan tapi kokoh. Pilot tidak merasa terlalu dingin atau terlalu panas. Lalu lapisan tipis yang tahan cuaca sebagai pendukung busa. Kemudian jendela dari polikarbonat, yang transparan. Pilot bisa melihat ke luar sekaligus terlindung dari hujan, angin dan lainnya.
Bernd Rothe bekerja keras agar pesawat Solar Impulse 2 sukses terbang keliling dunia. Beragam material berbeda, bertujuan agar pesawat bisa terbang dalam kondisi ekstrim. Jendela kokpit dibuat dari material polikarbonat terbaru dari bola-bola plastik mikro.
Bola-bola plastik ini dicetak jadi lapisan pada temperatur 300 derajat Celsius. Hasilnya luar biasa. Jendela selain transparan dan kokoh juga tahan gores. Selain itu juga tahan pancaran Ultra Violet dan bisa membersihkan diri sendiri.
Pesawat sel surya ini sudah sukses menempuh penerbangan separuh dunia hanya dengan memanfaatkan tenaga matahari. Semua berkat teknologi material terbaru. Para peneliti juga bisa menerapkan hasil riset materialnya bagi pengembangan pesawat terbang komersial di masa depan.