Rasa Bersalah Turis Jerman Saat Berlibur ke Mallorca
2 April 2021Ada rasa canggung bagi Elaine, 26, dan Enrico, 28, ketika mereka dapat berbaring di pantai di bawah sinar matahari yang cerah, sementara jumlah kasus infeksi virus corona di Jerman terus meroket.
"Kami hanya harus pergi," kata kedua warga Berlin itu. Mereka hampir tidak memberi tahu siapa pun tentang rencana liburan. "Kami telah berdiskusi tentang hal itu dalam keluarga," kata mereka. "Kami dituduh melakukan perjalanan egois dengan liburan ini."
Pasangan lainnya yang berasal dari sekitar kota Muenchen juga memilih untuk tidak menyebut nama. "Kami sudah lama mempertimbangkan bolak-balik apakah kami benar-benar harus datang," kata keduanya. "Jika kami jujur, kami tahu bahwa seharusnya tetap berada di rumah sampai virus diberantas."
Seorang turis asal Aachen, yang juga tidak mau menyebutkan identitasnya, memiliki sedikit pemahaman atas kontroversi seputar perjalanan spontan ribuan wisatawan Jerman ke Mallorca: "Perdebatan itu memberi kesan bahwa segala hal sedang terjadi di sini."
Namun, kenyataan tidak seperti yang dibayangkan banyak orang. "Tidak ada pesta di sini," katanya, sambil menunjuk ke lokasi bar pesta Ballermann. Hanya beberapa restoran dan kafe yang buka hingga pukul 5 sore.
Pembatasan ketat di Mallorca, bahkan untuk turis
Belum lama ini pemerintah Balearic berhasil membatasi aktivitas warga dan turis sehingga membuat pemerintah Jerman mencabut peringatan perjalanan ke pulau itu.
Namun, pemerintah Balearic tidak sepenuhnya nyaman terhadap fakta bahwa lebih banyak turis asing saat ini berbondong-bondong berlibur ke pulau itu. Ada kekhawatiran besar angka infeksi COVID-19 dapat meningkat dan itulah sebabnya pembatasan ketat juga diberlakukan bagi wisatawan.
Setiap turis diharuskan menunjukkan tes PCR negatif dan menjalani tes antigen sebelum kembali ke negaranya. "Jika saya harus selalu melalui (tahapan) ini setiap kali berlibur, itu akan mengganggu saya," kata Enrico sambil membersihkan pasir dari kakinya. "Tapi kali ini, kita lakukan saja."
Tak jauh dari pantai, Tina Ferrer menyambut wisatawan Jerman di Mallorca sejak musim panas tahun lalu.
Dalam beberapa hari ke depan, beban kerja bertambah lebih dari dua kali lipat, kata Ferrer. "Orang Jerman biasanya sudah memesan (hotel untuk) liburan mereka untuk tahun depan." Kebiasaan itu berubah selama pandemi, katanya.
Para pelaku bisnis perhotelan mengharapkan kehadiran 40.000 wisatawan Jerman selama liburan Paskah. Kedengarannya banyak, tapi sebenarnya tidak, dibanding dengan hari libur Paskah 2019 ketika lebih dari satu juta penumpang berbondong-bondong mendatangi Mallorca.
Penjual cendera mata Juana Sanchez di Mallorca merasa sangat putus asa. "Hari ini saya tidak menjual apa-apa, tidak sama sekali," katanya.
Absennya wisatawan membuat perekonomian Mallorca terpukul. Ratusan perusahaan diambang kebangkrutan, tingkat pengangguran berada pada level tertinggi. (ha/vlz)