Dinas Rahasia Jerman Makin Terdesak
22 Juli 2013Dinas Rahasia Jerman Verfassungsschutz (BfV) menerangkan, memang ada program penyadapan komputer yang sedang diujicoba, tapi program itu tidak digunakan secara konkrit. Software yang digunakan BfV memungkinkan analisa data-data yang dikumpulkan. Tapi lembaga itu tidak melakukan pelanggaran hukum. "Dalam kerjasama dengan NSA, BfV tidak melangggar wewenangnya sesuai ketetapan hukum", demikian disebutkan.
Majalah berita "Der Spiegel" memberitakan, BfV menggunakan program penyadapan yang dibuat oleh dinas rahasia Amerika Serikat NSA bernama "Xkeyscore". Hal itu terungkap dari dokumen rahasia NSA.
Ketua BND (Dinas Rahasia Luar Negeri Jerman) Gerhard Schindler tidak memberi komentar atas laporan itu. Dalam sebuah wawancara dengan harian "Bild" ia menyatakan, tidak benar kalau BND menyerahkan jutaan data setiap bulan kepada NSA. Tahun 2012, BND dua kali menyerahkan data komunikasi warga Jerman kepada NSA. Kerjasama antara BND dan NSA sudah dijelaskan dihadapan Komisi Pengawas di parlemen, kata Schindler.
Ujicoba di Jerman
Menurut informasi dari Spiegel, NSA memberikan program Xkeyscore kepada BfV untuk dicoba kehandalannya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan upaya pengusutan dan pencegahan aksi teror. Dalam ujicoba itu, anggota BND mengajarkan cara menggunakan Xkeyscore kepada anggota BfV.
Program Xkeyscore memungkinkan penyidik antara lain mengetahui kata-kata apa yang dimasukkan seorang pengguna dalam mesin pencari di internet. Setiap bulan, ada sekitar 500 juta data dari Jerman yang disadap NSA. Hampir setengah dari data-data itu dianalisa dengan Xkeyscore. Bulan Desember 2012, ada 180 juta data dari Jerman dianalisa dengan program tersebut.
Kerjasama Erat
Laporan Spiegel mengutip sumber-sumber dari dokumen rahasia NSA yang dibocorkan oleh Edward Snowden. Menurut Spiegel, dokumen itu menunjukkan bahwa kerjasama NSA dengan BND makin intensif. Seorang pegawai NSA bulan Januari lalu menulis dalam laporannya: "BND juga berusaha mempengaruhi pemerintah Jerman, agar undang-undang perlindungan data dalam jangka panjang diperlunak." Ini dilakukan agar ada kemungkinan lebih besar lagi dalam melakukan pertukaran data.
Kalangan oposisi di parlemen Jerman Bundestag makin berang dengan berita baru itu. Ketua SPD Sigmar Gabriel menuntut agar ketua BND dipecat. "Kalau benar bahwa Ketua BND berusaha melanggar undang-undang perlindungan data, dia harus diganti", ujar Gabriel.
Ketua Partai Hijau, Renate Künast menerangkan: "Pemerintah Jerman bersikap seperti pembantu Amerika Serikat dalam politik pertahanan". Sekretaris Jenderal CDU Hermann Gröhe menolak tuduhan itu. Ia menuduh oposisi bersikap pura-pura tidak tahu. Kerjasama dinas rahasia Jerman dan Amerika sudah dilakukan sejak dulu, ketika SPD dan Partai Hijau memerintah, tandasnya.
Kanselir Jerman Angela Merkel minggu lalu menerangkan, dia baru mengetahui tentang peyadapan NSA di Jerman "lewat pemberitaan media". Pemerintah Jerman sekarang sedang berusaha melakukan klarifikasi.
hp/cs (dpa, rtr, afp)