Tersangka Teroris Bunuh Diri di Tahanan Jerman
13 Oktober 2016Tewasnya Jaber Al Bakr (22) pengungsi asal Suriah yang diduga keras anggota Islamic State-ISIS dan dituduh menyiapkan serangan teror di Berlin itu, dikonfirmasi oleh kementrian hukum negara bagian Sachsen. badan berwenang di Dresden menyebutkan akan mengumumkan rincian kejadian tersebut hari Kamis ini.
Polisi melakukan razia untuk menangkap Al Bakr di apartemennya di kota Chemnitz awal pekan ini. Tapi aksi penangkapan tersangka teroris ini oleh satuan polisi anti teror bersenjata lengkap mengalami kegagalan.
Aparat keamanan hanya menemukan dan menyita sekitar 1,5 kilogram bahan peledak di apartemn tersangka teroris yang bisa meloloskan diri selama beberapa hari itu, hingga akhirnya ditangkap oleh sesama pengungsi Suriah di kota Leipzig yang jaraknya 100 km dari Chemnitz . Drama berkulminasi pada tewasnya tersangka teroris itu, karena gantung diri di sel tahanan kehakiman Leipzig.
Kasus tewasnya tersangka teroris anggota Islamic State-ISIS itu mula-mula terendus kantor berita Jerman DPA, yang melaporkan bahwa Al Bakr gantung diri di dalam selnya. Tapi yang jadi pertanyaan semua kalangan adalah: bagaimana bisa seorang tahanan yang dimonitor selama 24 jam sehari itu bisa melakukan aksi bunuh diri?
Tuntutan penjelasan logis
Pengacara Alexander Hübner yang ditunjuk membela Al-Bakr mengritik tajam aparat di rumah tahanan Leipzig. Kepada majalah berita Jerman "Focus", Hubner mengatakan ini sebuah skandal hukum di Jerman. "Saya syok, dan samasekali tak bisa memahami, mengapa kasus ini bisa terjadi". Hübner menambahkan, para petugas di rutan Leipzig sudah mendapat informasi dan tau bahwa tersangka punya risiko tinggi untuk bunuh diri.
Bukan hanya pengacara tersangka, tapi juga sejumlah politisi, tokoh masyarakat dan serikat kerja polisi Jerman menyatakan samasekali tidak bisa mengerti terkait kasus bunuh diri Al-Bakr. Ketua serikat kerja kepolisian, Rainer Wendt mengatakan: "pengawasan 24 jam bukan berari tersangka terus menerus didampingi aparat. Tapi juga berarti menyingkirkan semua benda yang berpotensi digunakan bunuh diri".
Politisi puncak dari berbagai partai di Jerman juga bereaksi senada. Meneteri keluarga Manuela Schwesig mengirim pesan twitter yang mempertanyakan . "apa yang terjadi?". Ketua fraksi partai Hijau, Katrin Göring-Eckardt juga mengirim cuitan yang mempertanyakan : "bagiaman mungkin hal itu bisa terjadi?"
Bolak-balik ke Suriah dan Irak
Badan pelindung konstitusi Jerman sebelumnya melaporkan, rencana serangan yang digagas Al Bakr sudah cukup matang. Presiden badan pelindung konstitusi, Hans-Georg Maaßen mengatakan kepada harian Jerman, Frankfurter Allgemeine Zeitung, bahwa aparat dinas rahasia punya kesan, bahwa tersangka bisa melancarkan serangan terornya pekan ini juga.
Namun berbagai kejanggalan lain juga terungkap setelah bunuh dirinya Al Bakr. Diketahui bahwa pengungsi asal Suriah yang masuk ke Jerman awal tahun 2015 lewat München dan mendapat status resmi pengungsi itu bolak-balik ke Suriah dan Irak. Stasiun televisi Jerman MDR yang melakukan investigasi, mendapat konfirmasi dari keluarga Al Bakr di Suriah, tersangka dua kali "mudik" ke Irak pada tahun 2015.
Penelusuran MDR juga membuktikan, bahwa tersangka teroris anggota ISIS asal Suriah itu juga dua kali melakukan perjalanan ke Idlib di Suriah lewat Turki. Apa yang ia lakukan di Idlib, yang beberapa waktu lamanya jadi kubu ISIS, tidak ada yang mengetahui.
Fakta lain yang mengherankan adalah, aparat keamanan maupun dinas rahasia di negara bagian Jerman Sachsen, samasekali tidak mengendus atau melacak aktivitas Jaber Al-Bakr yang mengindikasikan ancaman bahaya radikalisme dan terorisme itu.
as(dpa, epd, FAZ, Focus, rtr,afp)