Tiga Putra Pemimpin Hamas Tewas dalam Serangan Udara Israel
11 April 2024Tiga putra dari pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan udara Israel, ungkap militer Israel pada Rabu (10/4) mengonfirmasi laporan media sebelumnya.
Militer Israel mengatakan, ketiganya telah melakukan beberapa aktivitas militan di Gaza tengah, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Haniyeh mengumumkan kematian putra-putranya, Hazem, Amir dan Mohammad, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Qatar, Al Jazeera. Haniyeh menambahkan, kematian tiga dari 13 anaknya itu tidak akan memengaruhi tuntutan Hamas untuk gencatan senjata, karena negosiasi yang sensitif masih terus berlanjut.
"Musuh percaya bahwa dengan menargetkan keluarga para pemimpin, itu akan memengaruhi mereka untuk mengabaikan tuntutan rakyat kami," kata Haniyeh kepada Al Jazeera.
Dia menambahkan bahwa itu adalah sebuah "delusi" jika berpikir serangan semacam ini akan membuat Hamas "mengubah posisinya."
Tidak hanya ketiga putranya, tiga cucu Haniyeh juga dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.
Media yang berafiliasi dengan Hamas melaporkan, serangan tersebut menargetkan kamp pengungsi Shati, di sebelah barat laut Kota Gaza. Ketiga bersaudara itu bepergian dengan anggota keluarga mereka dalam satu kendaraan, kata TV Al-Aqsa milik Hamas.
Haniyeh, yang menyebut Israel sebagai "musuh kriminal yang didukung oleh semangat balas dendam" juga mengklaim setidaknya 60 anggota keluarganya telah terbunuh, sejak 7 Oktober lalu.
Haniyeh merupakan seorang miliuner yang kini tinggal di Qatar, dia menyatakan penolakannya untuk mengakui negara Israel.
Pada tahun 2018, Haniyeh ditetapkan sebagai teroris internasional oleh Amerika Serikat (AS). Hamas juga ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS, Jerman, Israel, dan beberapa negara barat lainnya.
Israel akan buka perbatasan untuk bantuan masuk ke Jalur Gaza
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan apa yang disebutnya sebagai "tahap lanjutan dari kampanye kemanusiaan" yang akan "membanjiri Gaza dengan banyak bantuan."
"Kami berencana untuk membanjiri Gaza dengan banyak bantuan, dan kami memperkirakan akan ada setidaknya 500 truk per hari," kata Gallant kepada para wartawan.
Dia juga mengatakan, Israel akan "mempermudah pemeriksaan keamanan" yang dituding oleh organisasi-organisasi bantuan sebagai penyebab terhambatnya bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza, dan akan membangun pintu penyeberangan perbatasan baru ke Gaza utara.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Langkah-langkah tersebut diambil di tengah tekanan internasional besar terhadap Israel untuk mengizinkan lebih banyak makanan, air, dan pasokan lainnya masuk ke Gaza. Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden bahkan menyerukan agar Israel mengambil "tindakan segera" untuk memperbanyak bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza, dalam sebuah pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Gallant tidak menyebutkan kapan pintu penyeberangan perbatasan baru itu akan segera dibuka. Dia juga mengatakan Israel telah meningkatkan jumlah truk bantuan yang diizinkan menyeberang ke Gaza sebanyak dua kali lipat dari rata-rata harian selama beberapa hari terakhir.
"Kami melihat rekor dengan jumlah 467 truk dan 303 paket yang dijatuhkan dari udara (Selasa, 9 April 2024)," katanya. "Bulan lalu, rata-rata harian hanya 213 (bantuan) dan sebelumnya 170."
Sebelum perang Israel-Hamas pecah, menyusul serangan teror Hamas ke wilayah Israel 7 Oktober lalu, yang menewaskan sedikitnya 120 warga Israel, setidaknya 500 truk bantuan kemanusiaan bisa masuk ke daerah kantung Palestina itu per harinya, menurut PBB.
Dukungan bagi Palestina
PM Spanyol Pedro Sanchez dalam pidatonya di depan parlemen pada Rabu (10/4) mengatakan, respons Israel dalam perang Gaza melawan Hamas "tidak proporsional", dan ini hanya akan berakhir dengan "mendestabilisasikan Timur Tengah, dan sebagai konsekuensinya, seluruh dunia."
Sanchez, yang merupakan salah satu tokoh yang bersuara yang paling kritis terhadap Israel di Eropa, mengatakan pengakuan atas negara Palestina adalah "demi kepentingan geopolitik Eropa." Dalam kunjungan resmi kenegaraannya ke Timur Tengah pekan lalu, dia telah mengindikasikan bahwa Madrid akan siap untuk mengakui status negara Palestina pada akhir Juni mendatang.
"Saya berharap dan menuntut agar pemerintah Israel akan mengklarifikasi sesegera mungkin situasi serangan brutal yang telah merenggut nyawa tujuh relawan yang tidak melakukan apa-apa selain membantu kemanusiaan," kata Sanchez dalam sebuah kunjungan ke sebuah kamp pengungsi Palestina di Yordania.
kp/rs/as (AP, AFP, Reuters, dpa)