Tujuh Kebiasaan Aneh Orang Jerman yang Bisa Anda Ikuti
9 Agustus 2022Lahir dan besar di Israel, banyak hal yang awalnya sangat aneh Dana Regev, jurnalis DW, saat pertama kali menginjakkan kaki di Jerman. Kenapa tidak ada AC? Dan yang paling sulit untuk dimengerti, kenapa mereka pikir sandal dan kaos kaki boleh dipakai di luar rumah? Tapi setelah lama tinggal di Jerman, ada tujuh kebiasaan orang Jerman yang justru menjadi sangat penting bagi keseharian Dana di Jerman.
1. Hentikan semua aktivitas! Lagi ada matahari!
Siap-siap semuanya, jangan kelewatan kesempatan untuk menyerap hangatnya matahari yang mungkin muncul sangat jarang di Jerman ini.
Vitamin D itu lebih seperti kebutuhan tersier daripada kebutuhan pokok buat orang Jerman. Ketika Dana membandingkan tempat darimana dia berasal, yaitu Israel yang selalu cerah dan hangat, dia sadar bahwa hangatnya matahari dan vitamin D itu bisa jadi sangat berharga.
Kalau saja lima tahun yang lalu ada orang yang bilang hentikan semua aktivitas sejenak untuk menyerap sedikit matahari, mungkin Dana hanya bisa tertawa. Sekarang, Dana merasa harus meluangkan sedikit waktu di sela-sela aktivitasnya untuk mendapat sedikit sinar matahari beserta vitamin-vitaminnya.
2. Berjemur di taman
Masih tentang matahari, ia kadang muncul secara spontan di tempat dan waktu yang tidak biasa. Bila dibandingkan lagi dengan Israel, taman kota itu tempat buat orang jogging, ibu-ibu bermain bersama anaknya atau orang yang piknik saat cuaca mendukung. Bagaimanapun, tidak ada tempat atau kegiatan di atas dimana orang memakai bikini.
Bukannya orang Israel tidak suka berjemur, tapi bikini untuk orang Israel itu hanya untuk di pantai. Pengalaman Dana pada awalnya sangat mengejutkan, dia melihat dua orang laki-laki dan perempuan yang berjemur di taman di sebelah restoran, taman kanak-kanak dan bahkan tidak jauh dari stasiun kereta. Tepat di tengah kota, apa yang sedang mereka lakukan?
Tapi setelah dipikir-pikir, memang tidak banyak pantai di Jerman, Dana mulai merasa bahwa pemikirannya mungkin yang salah.
3. Sadar kemampuan finansial
Saat pertama mendaftarkan diri sebagai nasabah di suatu bank di Jerman, Dana mengejutkan teller bank dengan permintaannya untuk membuka satu akun debit, akun untuk MasterCard, akun untuk Visa dan satu lagi akun untuk American Express. Pengajuan kartu kredit di Jerman itu lebih seperti sistem loan atau pinjaman. Pemohon harus menyertakan bukti kestabilan finansial, rekening koran dan histori yang baik dari bank sebelumnya. Ini adalah pendekatan yang diterapkan bank Jerman untuk mengingatkan jangan mengeluarkan lebih dari yang kita mampu. Dana dapat paham konsep ini, yang juga membantu dirinya untuk hidup sesuai dengan pemasukannya.
4. Membayar secara tunai
Pilihan untuk membayar barang dengan kartu kredit sangat terbatas di Jerman. Mungkin ini hal yang dapat mengganggu beberapa orang, tapi setelah dilihat lagi bahwa kadang-kadang kita sering lupa kapan dan kenapa kita melakukan transaksi memakai kartu kredit, dengan alasan ini semua jadi lebih mudah untuk dimengerti. Bertransaksi secara tunai juga ternyata lebih menguntungkan karena kita akan merasa kehilangan setiap saat kita mengeluarkan uang. Jadi lebih hemat!
5. Harga mati?
Harga yang tertera di label harga adalah harga sebenarnya. Tanpa harga tambahan. Tidak ada kesempatan untuk tawar menawar di Jerman. Kecuali dalam beberapa kesempatan. Datang dari kultur yang berbeda, rasanya sulit buat Dana untuk menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa menawar. Ternyata tanpa menawar kita dapat menyimpan energi tambahan untuk adu ngotot sama penjual. Contoh yang paling mudah adalah argo taksi. Supir taksi di Jerman tidak akan menambah atau mengurangi harga selain dari yang tertera di argo mereka. Tidak perlu khawatir diajak keliling melewati rute yang tidak perlu dilewati. Efisien!
6. Ketemuan yuk!
Kira-kira kamu ada waktu buat tanggal diatas? Orang Jerman emang paling suka merencanakan semuanya dengan detil. Contohnya seperti merencanakan liburan berbulan-bulan sebelumnya daripada beberapa minggu sebelumnya, seperti kebiasaan Dana dan kerabatnya di Israel. Sulit untuk memprediksi apa yang akan kita lakukan 5 bulan lagi, ketika kita tidak tahu apa yang kita lakukan besok hari. Ini adalah hal yang sulit untuk Dana. Tapi setiap kita penat dengan kerjaan, kita tahu kapan kita akah liburan dan berelaksasi. Daripada ketika kita tidak tahu kapan liburan.
7. Sampah plastik, kertas, gelas putiih, gelas hijau?
Orang Jerman terbiasa memilah dan memilih sampah. Butuh waktu sesaat untuk akhirnya ikut terbiasa memisahkan sampah dengan empat tong sampah yang berbeda di dalam apartemen Dana. Terlebih lagi ketika tempat menjadi masalah di dalam apartment. Terlepas dari itu, yang penting adalah kesadaran semua orang untuk menyortir sampah mereka. Semua harus ikut dalam gerakan recycle more.
Dana mengaku mungkin butuh lima tahun lagi untuk terbiasa dengan lima kebiasaan selanjutnya selain yang baru saja disebutkan. (pn/vlz)
Apakah Anda juga menetap di Jerman atau pernah punya pengalaman menarik di Jerman yang ingin Anda bagi dengan sahabat DW lainnya? Kirim pengalaman Anda ke DWNesiaBlog.