Turki Larang Tattoo dan Piercing
29 September 2014Tattoo dan piercing sangat populer di kalangan anak muda Turki di daerah perkotaan, termasuk di kalangan anak sekolah. Inilah yang kemudian menjadi perhatian pemerintahan konservatif yang sekarang mengeluarkan larangan bagi anak sekolah.
Larangan itu adalah bagian dari rangkaian kebijakan baru yang diberlakukan di sekolah-sekolah Turki.
Media lokal melaporkan, anak-anak sekolah juga dilarang mengecat rambut dan menggunakan make up.
Kebijakan baru ini merupakan langkah partai pemerintahan AKP yang didirikan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk "mengembalikan nilai-nilai tradisional" Turki.
Aturan baru itu dikritik oleh serikat guru Egitim Is. Ketua Egitim Is, Veli Demir menerangkan, sulit bagi para guru menerapkan aturan itu. Apalagi tattoo bukan seperti pakaian, yang bisa diganti setiap hari.
Erdogan tidak suka tattoo
"Apa mereka (para murid) harus melepas kulitnya?", kata Demir. "Apa yang harus dilakukan kalau murid sudah punya tattoo. Ini keputusan yang tidak dipikirkan panjang-panjang".
Demir menambahkan, keputusan itu memperlihatkan pandangan yang represif. "Ini keputusan yang diambil dengan pemikiran represif. Padahal pendidikan bertujuan memberi kontribusi pada perkembangan anak dan melindungi mereka".
Serikat guru lain, Egitim Sen, juga mengeritik aturan baru tersebut, sekalipun tidak menolaknya. Ketuanya Ismail Koncuk menerangkan, peraturan baru itu hanya diterapkan kepada murid-murid yang belum memiliki tattoo, ketika aturan diberlakukan.
"Tapi akan muncul kebingungan, kapan tattoo itu dibuat". Koncuk pada prinsipnya mendukung larangan tattoo bagi anak sekolah. "Dalam isu ini, sekolah-sekolah akan mengambil prakarsa untuk membantu para murid", katanya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memang tidak suka tattoo. Ketika menerima para pemain sepakbola muda bulan Juli lalu, ia pernah mengeritik mereka yang memakai tattoo.
"Jangan mau ditipu orang asing. Allah melarang (tattoo), dan kalian nanti bisa terkena kanker kulit", kata Erdogan.
hp/rn (afp)