Upaya Tutup Keretakan Di PLTN Fukushima Berlanjut
4 April 2011Akibat keretakan 20 cm di bangunan PLTN Fukushima reaktor blok nomor 2 akhir pekan lalu, sudah terjadi kebocoran air cemaran radioaktif ke Samudra Pasifik. Menurut keterangan Tokyo Electric Power Co. TEPCO, para pekerjanya Sabtu (02/04) sudah mencoba menutup keretakan itu dengan beton.
Karena gagalnya upaya ini, hari Minggu (03/04) mereka mencoba menutupnya dengan resin sintetik, kertas koran dan serbuk kayu gergaji. Namun upaya itu juga gagal. Kini dilakukan upaya penahanan dengan pasir. Kesulitan yang dihadapi petugas reaktor adalah air yang tercemar radioaktif kadar tinggi 1000 milisievert per jam, sehingga para petugas harus selalu menjaga jarak yang aman.
Wakil direktur Badan Pengawas Atom Jepang Hidehiko Nishiyama mengatakan, "Kami mendapat berbagai usulan dari pakar internasional berkaitan reaktor yang rusak. Saya pikir metode saat ini untuk menutup keretakan itu juga disepakati dengan mereka. Tapi saya kira ide itu sendiri bukan datang dari mereka."
Hidehiko Nishiyama tidak dapat mengkonfirmasi apakah pakar internasional juga berada di kawasan bangunan reaktor Fukushima 1. Dari Badan Pengawas Atom Jepang hanya ada dua petugas. Dengan kata lain, keputusan masih diambil oleh pihak operator PLTN Fukushima, Tepco.
Sementara itu, di luar kawasan reaktor banyak institusi yang mengukur kadar radioaktif. Misalnya Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Juru bicara kementrian ini, Itaru Watanabe, menyampaikan nada optimis, "Atas nama kementerian, saya ingin mengatakan beberapa hal tentang tingginya kadar radioaktivitas. Menurut penghitungan kami ada tren menurun untuk kadar radioaktif di luar zona evakuasi di luar radius 20 kilometer. Ini juga berlaku untuk air minum dan kawasan Kanto."
Di kawasan Kanto selain terdapat ibukota Tokyo juga kota metropolitan Yokohama dan Nagasaki.
Tapi kadar radioaktif di kawasan perairan dekat PLTN Fukushima kembali meningkat, seperti disampaikan Badan Pengawas Atom Jepang dalam konferensi pers hari Minggu (03/04) malam. Akan tetapi reaktor blok nomor 1 sampai 3 sudah kembali dapat dialiri listrik, dan menurut pihak penanggung jawab reaktor situasi sudah lebih stabil.
Meski demikian Hidehiko Nishiyama dari badan pengawas atom Jepang NISA menahan diri dalam prediksi waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah, "Masih ada banyak tantangan yang harus kami atasi. Terutama pendinginan inti atom, kemudian memompa air yang tercemar. Kami harus mencegah kebocoran radioaktif selanjutnya. Dan kami harus mengoperasikan lagi sistem pompa. Itu upaya-upaya yang membutuhkan waktu berminggu-minggu, lainnya berbulan-bulan. Dan mungkin masih ada berbagai hal yang butuh waktu lebih lama."
Paling tidak, menurut Tepco, situasi tenaga kerja di reaktor Fukushima 1 sudah membaik. Memang tidak mungkin dilakukan pergantian secara optimal, tapi saat ini mereka dapat makan tiga kali sehari dan kemungkinan tempat tinggal lebih baik di reaktor Fukushima 2 yang tidak jauh dari situ. Namun kondisi kerja bagi pekerja di reaktor Fukushima yang rusak tersebut tetap sangat berat.
Peter Kujath/Dyan Kostermans
Editor: Hendra Pasuhuk