Gejala Kunci Covid-19: Hilang Pengecap dan Penciuman
1 April 2020Kehilangan indra penciuman dan pengecap, merupakan simptom kunci orang terinfeksi Covid-19. Demikian hasil penelitian ilmuwan Inggris yang mengumpulkan data lewat aplikasi “symptom tracker“, untuk membantu monitoring pandemi virus corona SARS-CoV-2.
Analisis data para ilmuwan di King's College London menunjukkan, sekitar 60% pasien yang dikonfirmasi positif Covid-19 melaporkan gejala hilangnya indra pengecap dan penciuman.
Dibandingkan dengan data orang yang dites dan dikonformasi positif, yang sekitar 18 % diantaranya mengeluhkan gejala tersebut.
Hasil penelitian sudah dirilis secara online. “Walau begitu belum ada data pembanding yang lebih kuat, untuk prediksi diagnosa orang positif Covid-19 selain mereka sendiri melaporkan gejala demam“, ujar para peneliti di King's College London.
Analisa data 1,5 juta pengguna app
Dari 1,5 juta pengguna app “Symptom Tracker“ dari 24 sampai 26 Maret, sekitar 26% diantaranya melaporkan satu atau beberapa simptom lewat app. Sebanyak lebih 1.700 pelapor sudah dites Covid-19, dengan hasil 579 positif dan 1.123 negatif.
Para ilmuwan kemudian mengembangkan sebuah model matematik, menggunakan semua data yang dikumpulkan. Dengan itu diidentifikasi, kombinasi gejala apa yang paling akurat, untuk memprediksi infeksi Covid-19. Simptom yang dilaporkan meliputi; hilangnya indra pengecap dan penciuman, deman, batuk yang sulit sembuh, kehilanga nafsu makan, diare, merasa lelah dan sakit di bagian perut.
“Jika dikombinasikan dengan simptom lainnya, orang yang kehilangan indra penciuman dan pengecapan, menurut data tersebut, kemungkinannya tiga kali lebih besar terinfeksi Covid-19. Mereka harus mengisolasi diri selama 7 hari, untuk mencegah penyebaran penyakitnya,“ ujar profesor Tim Spector yang memimpin tim peneliti di King's College London.
Prediksi peningkatan jumlah infeksi Covid-19
Para peneliti di King's College London kemudian mengaplikasikan temuan mereka pada sekitar 400.000 orang yang melaporkan gejala infeksi virus corona lewat app, namun belum mendapat test Covid-19. Hasilnya, sekitar 13 % diantaranya kemungkinan besar positif terinfeki.
“Hasil tersebut memprediksikan, sekitar 50.000 orang di Inggris kemungkinan sudah terinfeksi Covid-19 tapi belum terkonfirmasi,“ tambah profesor Spector.
Data resmi pemerintah Inggris mengkonfirmasi, kasus infeksi naik 14% antara Senin (30/3) hingga Selasa (31/3) jam 8 pagi waktu setempat, menjadi 25.150 kasus. Hingga Senin petang, jumlah pasien Covid yang meninggal di Inggris mencapai 1.789 orang.
Reuters (as/yf )