Latvia Resmi Berlakukan Mata Uang Euro
1 Januari 2014Berbagai acara meriah digelar pemerintah Latvia untuk menyambut mata uang Euro yang mulai diberlakukan 1 Januari 2014. Ada acara pesta kembang api meriah menerangi kegelapan malam di ibukota Riga. Mata uang Euro diharapkan bisa memicu pertumbuhan ekonomi yang sempat diguncang krisis tahun 2008 sampai 2010.
Pemerintah Latvia menerangkan, Euro bisa membangkitkan kepercayaan investor asing dan menggerakkan roda perdagangan. Sebagai negara kecil berpenduduk sekitar 2 juta orang, negara itu memang tergantung dari hubungan dagang dengan Uni Eropa. Tapi masih banyak warga Latvia yang pesimis. Mereka khawatir, pemberlakuan Euro hanya akan berakibat naiknya harga barang-barang.
Latvia menjadi anggota Uni Eropa mulai 1 Mei 2004. Sejak itu, negara ini sudah memutuskan untuk masuk dalam sistem mata uang Euro. Sejak 2005, nilai tukar mata uang Lats sudah dipatok pada Euro. "Setelah masuk Uni Eropa dan NATO, sekarang tinggal bergabung dengan mata uang bersama Euro", kata Menteri Keuangan Andris Viks. Dengan langkah itu, lengkaplah integrasi Latvia ke Eropa.
Setelah memberlakukan kebijakan paket penghematan yang ketat, Latvia berhasil memenuhi semua kriteria untuk ikut Euro. Menurut laporan Bank Sentral Eropa, defisit anggaran Latvia hanya sekitar 1,2 persen Produk Domestik Brutto (PDB), jadi jauh di bawah batas 3 persen. Inflasi rata-rata tahun 2012 hanya 1,3 persen, masih di bawah batas toleransi 2,7 persen. Sedangkan utang negara tahun 2012 berhasil ditekan sampai 41 persen PDB, jauh di bawah batas 60 persen yang jadi patokan Uni Eropa.
Membuka Babak Baru
Terutama generasi muda kelas menengah sangat optimis dengan mata uang Euro. Inese Klimovica, 32 tahun, bekerja sebagai manajer ekspor di sebuah perusahaan di Riga yang membuat lilin khusus kelas mahal. Perusahaannya mendapat penghargaan karena berhasil menembus pasar ekspor..
"Jepang adalah pasar ekspor terbesar kami, dan orang Jepang membayar rekening mereka dengan mata uang Euro", kata Klimovica. Perusahaannya juga mengekspor produk mereka ke Swiss, Korea dan Rusia. Semua transaksi memakai Euro. Pemberlakuan mata uang Euro menghemat biaya penukaran uang. Selain itu, bepergian sekarang jadi lebih mudah, kata Klimovica. "Saya sangat senang dengan Euro".
Tapi tidak semua menyambut Euro dengan gembira seperti Klimovica. "Keputusan masuk zona Euro, seperti juga keputusan masuk Uni Eropa, adalah keputusan emosional, bukan keputusan logis", kata Janis Urbanovics dari partai oposisi. Dia mengambil contoh Polandia, yang belum memutuskan untuk menerapkan Euro. "Di sana orang benar-benar memikirkan, kapan saat yang tepat untuk menggunakan mata uang Euro."
Jangan Seperti Yunani
Latvia tidak ingin menjadi beban bagi zona Euro seperti halnya Yunani. Tahun 2008 dan 2009, Latvia dilanda krisis ekonomi berat dan perlu bantuan 7,5 milyar Euro dari luar negeri. Bank swasta terbesar, Parex, terancam bangkrut dan akhirnya diambil alih oleh negara. Setelah itu, pemerintah Latvia menerapkan paket penghematan yang ketat.
"Di sektor perbankan, Latvia sekarang punya sistem pengawasan yang ketat. Parlemen juga sudah menetapkan perjanjian stabilitas anggaran", kata Menteri Keuangan Andris Viks. Pengamat ekonomi dari "School of Economics" di Riga, Morten Hansen menambahkan, "Latvia sudah belajar dari masa lalu".
Sekarang sedang dilakukan perbaikan di bidang pendidikan, jaminan sosial, pembangunan regional dan pasar kerja.
Pengamat ekonomi Lija Strasuna tidak mengutup kemungkinan harga-harga akan naik. "Kalau ekonomi terus tumbuh dan banyak orang berbelanja, harga memang bergerak naik." Tapi itu bukan karena pemberlakuan mata uang Euro, tandasnya.
Pemerintah Latvia berusaha menghapus kekhawatiran warganya dengan pesta-pesta meriah menyambut mata uang yang baru.