Taliban Kembali Balas Pembakaran Al-Qur'an
5 Maret 2012Kedua korban tewas adalah remaja. Tidak ada personel NATO yang terluka. Serangan bom bunuh diri hari Senin (5/3) menjadi kekerasan terbaru yang terkait dengan pembakaran Al-Qur'an di markas militer Amerika Serikat di Bagram bulan lalu. Pembakaran tersebut memicu kekerasan selama 6 hari berturut-turut yang menelan korban hampir 40 orang. Termasuk 6 tentara Amerika.
Pelaku meledakkan diri saat berjalan kaki menuju sebuah kendaraan yang termasuk dalam konvoi NATO dekat markas Bagram. Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, mengaku organisasinya berada di balik serangan sebagai balasan atas pembakaran Al-Qur'an.
Pada hari yang sama, satu orang dilaporkan tewas dan 11 lainnya terluka saat seorang lelaki meledakkan diri di sebuah pos polisi di Jalalabad. Korban tewas adalah seorang agen intelijen Afghanistan.
Perang mulut Kabul-Washington
Seorang penyelidik Afghanistan yang ditugaskan menginvestigasi insiden pembakaran Al-Qur'an menilai aksi di markas Amerika Serikat tersebut disengaja. "Kami yakin ini disengaja," jelas Maulavi Khaliqdad, seorang anggota panel bentukan Presiden Afghanistan Hamid Karzai. "Jika mereka membakar satu atau dua kopi, kami bisa mengatakan itu sebuah kesalahan. Tapi mereka membakar ratusan Al-Qur'an. Semua orang tahun kalau itu adalah buku religius."
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen menjawab dari Brussel hari Senin dengan mengatakan pembakaran Al-Qur'an tidak disengaja. Ia menilai insiden itu sangat disayangkan dan para komandan pasukan asing di Afghanistan akan mengambil keputusan menyangkut langkah selanjutnya yang pantas sehingga insiden serupa dapat dihindari di masa depan.
Tidak jelas berapa total Al-Qur'an yang dibakar, namun para pekerja konstruksi mengaku berusaha menyelamatkan 216 kopi materi keagamaan yang sudah terbakar, 48 diantaranya Al-Qur'an. Setelah para pekerja menyatakan keberatan, para tentara Amerika mengembalikan sisa Al-Qur'an ke ruang penyimpanan.
Carissa Paramita/dpa/ap
Editor: Hendra Pasuhuk