Tentara AS Tersangka Pembantaian Keluar dari Afghanistan
15 Maret 2012Rabu (14/03), seorang juru bicara Kementrian Pertahanan Amerika Serikat, John Kirby, tanpa informasi lokasi lebih rinci, mengatakan tentara berpangkat sersan tersebut dibawa keluar dari Afghanistan. Namun menurut sumber dari jajaran pemerintah AS, tentara itu diterbangkan ke Kuwait.
Terancam Hukuman Mati
Keputusan ini diambil oleh panglima NATO dan pasukan AS di Afghanistan, John Allen, dikatakan seorang pejabat pemerintah AS, Rabu (14/03). Afghanistan menuntut agar pelaku pembatain itu diadili di Afghanistan. Parlemen Afganistan mengatakan, kesabaran mereka telah habis menghadapi pasukan asing.
Presiden AS Barack Obama meyakinkan rakyat Afghanistan, insiden ini akan diselidki sampai tuntas. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan, jika terbukti bersalah tentara itu terancam hukuman mati. Kamis (15/03), Panetta, yang tengah mengadakan kunjungan dua hari di Afghanistan, direncanakan akan bertemu dengan Presiden Hamid Karzai.
Aksi Demonstrasi
Minggu dini hari(11/03), tentara berusia 38 tahun itu menembak mati 16 warga sipil di provinsi Kandahar. Penyelidik Afganistan memperkirakan, aksi pembantaian ini tidak dilakukan pelaku tunggal. Prajurit AS yang baru ditempatkan di Afghanistan bulan Januari 2012 itu, sebelumnya ditugaskan sebanyak tiga kali di Irak. Saat bertugas di Irak, ia mengalami kecelakaan lalu-lintas yang menyebabkan cidera otak traumatis, kata sebuah sumber di Pentagon.
Kamis (15/03), ratusan warga Afghanistan turun ke jalanan di kota Qalat mengecam aksi pembantaian di Kandahar, „Para pemrotes meneriakkan slogan anti Amerija,“ dikatakan Hekmatullah Kochi, juru bicara kepolisian setemat. “Mereka menuntut Amerika untuk meninggalkan negara ini.” Pasukan keamanan diturunkan menjaga kemungkina aksi kerusuhan. Namun demonstrasi berjalan dengan damai, ditambahkan Kochi.
Yuniman Farid (dpa/dap/afp)
Editor: Hendra Pasuhuk