Turis Asal Timur Tengah Pulihkan Pariwisata Ukraina
31 Agustus 2021Berpose untuk dipotret oleh seniman jalanan, menaiki kereta kuda, atau bahkan bermain catur dengan penduduk lokal, menjadi kegiatan yang biasa dilakukan para turis asal Saudi di Lviv, sebuah kota di Ukraina yang lebih terbiasa menerima tamu dari Uni Eropa.
Dengan adanya pembatasan perjalanan akibat pandemi COVID-19 yang masih berlaku di seluruh Eropa, membuat pelancong dari Timur Tengah, terutama Arab Saudi, saat ini mendominasi kunjungan wisata di negara bekas Soviet itu.
"Kita perlu memanfaatkan momen ini," kata Bogdan Gets, seorang pemandu di kereta wisata yang mengangkut turis di sepanjang jalan berbatu di pusat kota Lviv, kota di Ukraina barat yang terkenal dengan arsitektur Renaisansnya. Bagi Gets dan rekan-rekannya di "Chudo Tour" (Wisata Ajaib), kedatangan turis dari Timur Tengah yang tak terduga adalah kesempatan untuk pulih setelah serangkaian lockdown memberi tekanan pada ekonomi Ukraina.
Pada paruh pertama tahun 2021, jumlah wisatawan Saudi yang mengunjungi Ukraina meroket hingga 14.000 orang. Jauh melebihi periode yang sama tahun 2020, yang hanya 350 pengunjung. Kelompok baru ini tertarik dengan kebijakan bebas visa yang diberlakukan pada Agustus tahun lalu dan penerbangan langsung yang murah.
Tujuan wisata turis Eropa
Pada tahun-tahun sebelumnya, kota Lviv banyak dikunjungi oleh wisatawan dari Polandia, Belarusia, Turki, Jerman, dan Inggris. "Tahun lalu industri pariwisata dalam kondisi ekstrem", kata badan pariwisata Ukraina. Kondisi tersebut "secara radikal mengubah" cara wisatawan memutuskan negara mana yang akan dikunjungi.
Sebelum pandemi, Asma yang berusia 32 tahun, seorang turis dari Arab Saudi, bepergian bersama suami dan dua putranya ke berbagai tujuan Eropa setiap tahun, tetapi tidak pernah mempertimbangkan Ukraina. Setelah menjelajahi Lviv dan ibu kota Kiev musim panas ini, keluarga itu terkejut.
"Bar, makanan, dan kopi - semua hal di sini luar biasa," kata Asma kepada AFP, di luar Lviv Opera yang ikonik.
Dibutuhkan sejumlah penyesuaian
Anna Nayda, Manajer Kredens Cafe, mengakui bahwa industri pariwisata lokal mengalami beberapa kesulitan ketika melayani pelanggan baru mereka. "Awalnya sangat sulit untuk menemukan bahasa yang sama," katanya kepada AFP.
Namun, sekarang kafenya mencetak menu dalam bahasa Arab dan mengganti daging babi di sandwich mereka untuk memastikan pengunjung memiliki pilihan makanan halal.
Beberapa toko juga mulai membuat suvenir dalam bahasa Arab, sementara "Tur Chudo" mengatakan mereka menerjemahkan panduan audio bahasa Arab yang sudah direkam sebelumnya. "Ini adalah dorongan untuk perubahan," kata Nayda, menambahkan bahwa selama pandemi semua bisnis berjuang untuk membayar sewa dan gaji karyawan.
"Tentu saja dalam kondisi ini Anda berpikir tentang bagaimana bertahan hidup. Kami memutuskan untuk melakukan perubahan dan semuanya menjadi luar biasa," ujarnya.
Kembali meningkat, meski masih lambat
Jumlah pengunjung dari negara Teluk, terutama Arab Saudi dan Bahrain, secara bertahap meningkat sepanjang musim panas, kata Khrystyna Kaguy, seorang manajer di grup hotel Reikartz.
Hassan, pengusaha berusia 64 tahun dari Arab Saudi, memilih berlibur di Ukraina atas rekomendasi seorang teman. Dibandingkan dengan Jerman atau Swiss, ia menggambarkan negara itu sebagai "lebih energik, lebih dinamis" dan penduduk setempat "berorientasi keluarga".
"Kami pasti akan kembali," katanya kepada AFP.
Bagi wisatawan yang datang dari negara beriklim kering, pepohonan dan hujan merupakan daya tarik besar. "Kamar-kamar yang bahkan sedikit menghadap ke pepohonan atau taman adalah pilihan utama," kata Kaguy kepada AFP.
Sementara itu, Gets mengaku belum pernah melihat orang dewasa yang begitu senang melihat hujan. "Ini adalah sensasi bagi mereka. Mereka mengatakan bahwa mereka datang ke Lviv dengan sengaja, mereka hanya tertarik pada hujan."
Menurut Asma, hujan itu seperti sebuah keajaiban. "Seperti surga," katanya.
ha/gtp (AFP)